SUKABUMI – Harga gabah di Kota Sukabumi relatif turun. Biasanya di kisaran Rp4.300-Rp4.400 per kilogram, tapi kini di kisaran Rp3.600-Rp4 ribu per kilogram.
“Setelah masa panen di bulan Juni dan Juli, harga gabah basah saat ini turun,,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Sukabumi, Andri Setiawan, kepada wartawan, kemarin (11/8).
Penyebab turunnya harga gabah tersebut karena dipengaruhi permintaan yang turun. Terutama saat diterapkannya PPKM karena banyak rumah makan yang operasionalnya dibatasi.
“Selain itu juga daerah lain seperti di Pantura sedang musim panen raya sekitar Juni dan Juli. Hal tersebut berpengaruh juga terhadap penawaran dan permintaan,” katanya.
Namun, kata Andri, harga gabah tergantung juga dengan lokasi sawah. Seperti halnya di Kecamatan Lembursitu, secara kualitas hasil padinya cukup bagus.
Dampaknya, harga gabah juga relatif cukup stabil. Berbeda dengan wilayah Kecamatan Cibeureum, nilai jual gabahnya bisa di antara harga gabah saat ini. “Tapi, itupun kembali pada komitmen awal antara petani dengan pembeli,” sebutnya.
Saat ini untuk stok beras tergolong aman. Pasalnya, beras yang masuk dari luar Kota Sukabumi mencapai 200 ton per hari. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan hanya 130 ton per hari.
“Kota Sukabumi banyak disuplai dari daerah lain, seperti Cianjur, Kabupaten Sukabumi, dan Karawang,” bebernya.
DKP3 Kota Sukabumi berkomitmen terus menjaga ketersediaan pangan Kota Sukabumi, khususnya selama pandemi covid-19.
“Kita akan terus pantau ketersediaan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat,” pungkasnya. (job3)