Tangkal Hoaks dengan Gerakan Literasi Digital

Tangkal Hoaks dengan Gerakan Literasi Digital
Kurnia Rahmandani Sekretaris Diskominfo Kota Sukabumi
0 Komentar

JL R SYAMSUDIN – Dinas Komunikasi Dan Informasi (Diskominfo) Kota Sukabumi menemukan sebanyak 24 berita hoaks yang beredar kurun Januari-November 2021. Informasi bohong itu beredar di berbagai plaform media sosial termasuk di aplikasi perpesanan WhatsApp.

Sekretaris Diskominfo Kota Sukabumi, Kurnia Rahmandani, mengungkapkan dari 24 berita hoaks tersebut, sebanyak 7 di antaranya soal covid-19. Misalnya penerbitan sertifikat vaksinasi dan bantuan sosial yang menggunakan akun palsu.

“Ada juga pesan hoaks yang menyangkut atau mengatasnamakan Wali Kota Sukabumi,” terang Dani, belum lama ini.

Baca Juga:Disdukcapil Kota Sukabumi Tak Ada Kata Libur Layani AdmindukPolisi Tangkapi Pelajar SMP Terlibat Tawuran

Untuk memutus penyebaran berita hoaks, sambung Dani, upaya yang dilakukan Diskominfo dengan menayangkan informasi berisi cek fakta yang berasal dari keterangan narasumber yang berwenang. “Kami menginformasikan itu lewat media sosial yang dimiliki Diskominfo, seperti Instagram dan Facebook,” jelasnya.

Upaya lain yang dilakukan yakni dengan gerakan literasi digital kepada masyarakat dan ke seluruh perangkat daerah.

“Dengan gerakan literasi digital kita berikan pemahaman mana berita hoaks dan mana yang bukan,” imbuhnya.

Dani mengimbau masyarakat selalu bijak menyikapi setiap kabar yang beredar dan diterima melalui berbagai platform digital. Supaya terhindar dari hoaks, masyarakat harus selalu memeriksa sumber informasi dan tidak terprovokasi judul provokatif, memastikan kredibilitas satu sumber informasi, dan tidak mudah membagikan satu informasi tanpa mengecek keabsahan informasi tersebut. “Jika mendapatkan informasi, maka cek dulu kebenarannya,” tegasnya.

Diskominfo akan terus meluruskan berbagai informasi bohong yang beredar. Terutama yang menyangkut dengan nama Pemkot Sukabumi. Kemudian, pihaknya pun akan terus mencari kabar hoaks yang menjadi trending atau sedang beredar yang dapat meresahkan masyarakat. “Kami harus meng-counter kabar bohong yang beredar di Kota Sukabumi,” pungkasnya. (job3)

0 Komentar