JL SILIWANGI – Sektor pendidikan sangat terdampak dengan pandemi covid-19. Kondisi itu juga yang membuat proses kegiatan belajar mengajar dilakukan secara daring alias online.
Namun, dengan masifnya vaksinasi di kalangan pelajar serta guru ditambah kondisi pandemi covid-19 yang mulai melandai, pemerintah pun memutuskan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, termasuk di Kota Sukabumi. Berbagai syarat ketat pun harus ditempuh sebagai upaya agar tidak terjadi klaster saat PTM terbatas.
“Hampir dua tahun pandemi, dunia pendidikan sangat terdampak sehingga harus beradaptasi dalam PTM terbatas,” ujar Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, saat membuka kegiatan pembinaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di salah satu hotel di bilangan Jalan Siliwangi, kemarin (6/12).
Baca Juga:Pemkab Berencana Perkuat Sinyal Internet di Area Blank SpotDorong UKM di Masa Pandemi
Fahmi menyebut PTM sebelum pandemi maupun saat atau pascapandemi pasti akan berbeda. Karena itu, perlu peran berbagai pihak mempersiapkan dan menghadapi perbedaan tersebut. “Bagaimana budaya sehat sekolah atau madrasah yakni pastikan sekolah yang mengadakan PTM terbatas sudah memiliki budaya dan perilaku sehat dari sisi sarana dan prasarana,” ungkap Fahmi.
Salah satu yang saat ini dibutuhkan yakni peran strategis tim pembina UKS/UKM dalam pelaksanaan PTM terbatas melalui perilaku hidup bersih dan sehat. Sekolah juga berkomitmen terkait standarisasi yang sama dengan menyiapkan alat cuci tangan dan berjarak termasuk kapasitas siswa di dalam kelas.
“Kemudian membentuk karakter guru dan siswa sehat. Yang dimaksud sehat yakni memiliki sehat fisik, mental, spiritual, dan sosial. Pastikan ketika PTM terbatas guru dan siswa sehat,” tegasnya.
Termasuk menekankan pendidikan agama karena sangat penting. Ketiga bagaimana mempersiapkan lingkungan sekitar dan orangtua. “Orang tua harus bertanggugjawab dalam proses pendidikan termasuk di rumah,” jelasnya.
Misalnya ketika keluar rumah gunakan masker dalam mencegah penyebaran covid-19. Jangan sampai ada kasus baru covid-19 karena sekolah tidak disipilin jaga prokes. “Tugas guru juga tidak mudah untuk menyesuaikan kurikulum di masa pandemi,” pungkasnya.
Selain wali kota, hadir pula Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami, Ketua Tim Penggerak PKK Kota Sukabumi Fitri Hayati Fahmi, dan Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada. (rls)