SUKABUMI – Ratusan pengendara ojek online Maxim berunjuk rasa ke Balai Kota Sukabumi, kemarin (3/2). Mereka mengadukan nasibnya ke pemerintah daerah lantaran tarif dinilai terlalu rendah.
Koordinator aksi, Ridho Algafiqi, menegaskan tarif yang diterapkan pihak operator dinilai cukup rendah. Kondisi itu berdampak terhadap penghasilan para pengendara ojek online.
“Pihak Maxim masih menganggap tarif yang diberlakukan saat ini sudah memenuhi standar pemerintah. Jadi kami sebagai driver merasa tidak disejahterakan pihak perusahaan,” ujar Ridho kepada wartawan di sela aksi, kemarin.
Baca Juga:Tetap Gelar PTM 100 Persen di Tengah PPKM Level 2Kota Sukabumi Masuk Fase Gelombang Ketiga Covid-19
Aturan yang diterapkan Maxim saat ini dinilai menyepelekan kinerja driver. Seharusnya, sebagai mitra jangan saling ada yang dirugikan atas segala kebijakan yang dibuat pihak perusahaan.
“Kami para driver saat ini masih menggantungkan ekonomi di jalanan. Kami rasa tarif ini tidak adil. Aspirasi ini terlahir dari keringat panas yang terperas setiap hari hingga malam,” bebernya.
Devi Maulana Sofa, perwakilan driver, menjelaskan mereka menuntut adanya penyesuaian argo dan kilometer atau argo terendah maksimal pada tiga kilometer.
“Kami menolak tarif delivery cuma di angka Rp4 ribu. Ini soal konvensi tenaga manusia. Terkesan perjuangan tenaga kami ini tidak ada harganya. Cara ini harus diubah. Kami minta disamakan dengan tarif argo terendah maksimal 3 kilometer,” tegasnya.
Ia meminta kejelasan dari pihak terkait soal komisi yang tidak jelas. Potongan saldo juga terlalu besar sehingga memberatkan. Semua driver menginginkan perubahan dan menjadi 10 persen. “Kami minta feedback secepatnya dibenahi. Jangan sampai ada yang dirugikan,” pungkasnya. (mg2)