SUKABUMI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, mendirikan posko darurat untuk memantau perkembangan dan memudahkan pendataan bencana alam pergerakan tanah di Kampung Nyalindung, Desa Pasirsuren, Kecamatan Palabuhanratu.
Pasalnya, potensi bencana pergerakan tanah masih tinggi ditengah puncak musim penghujan saat ini. Meski, intensitasnya lebih rendah dibandingkan ketika bencana tersebut terjadi.
“Posko sudah didirikan untuk memudahkan pendataan dan pemantauan situasi terkini. Di Kampung Nyalindung sendiri ada 30 rumah yang terdampak,” ungkap Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan Saputra, kemarin (7/03).
Baca Juga:Tak Ada Zona Merah, 33 Kelurahan di Kota Sukabumi Masuk Zona Kuning dan OranyeBupati Minta Jajarannya Proaktif
Menurutnya, setiap saat tim Satgas BPBD diinstruksikan guna melakukan pengecekan pemukiman di lokasi bencana. Melihat apakah terdapat penambahan rumah rusak baru atau tidak.
“Kita memang belum secara khusus membangun tempat pengungsian, tetapi kami sudah mengarahkan warga untuk mengungsi ke rumah saudaranya. Kemudian ada beberapa juga yang mengungsi ke majelis,” tuturnya.
Wawan mengaku, BPBD selalu memantau kesehatan para pengungsi termasuk pendampingan perawatan akan langsung dilakukan apabila ada dari mereka yang sakit.
Bencana pergerakan tanah tidak hanya terjadi di Kecamatan Palabuhanratu, sejumlah Kecamatan lain seperti Cisolok, Cikakak dan Bantargadung peristiwa serupa juga terjadi.
“Kita juga masih menerima beberapa laporan, ada beberapa kejadian bencana meskipun ditingkat lapangan masih bisa ditangani,” katanya,
Menurutnya, berdasarkan rilis prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan yang turun akan semakin tinggi pada Maret ini. “bahkan di beberapa tempat memang hidrometeorologinya sangat luar biasa,” tandasnya(mg1/hyt)