PALABUHANRATU – Gelombang tinggi menerjang kawasan Pantai Citepus di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, kemarin (12/6). Fenomena tersebut memicu air laut pasang dan banjir remaining on board (rob) ke pemukiman warga di sekitar bibir pantai.
Sekjen DPP Himpunan Pelaku Warung Wisata Pantai Citepus (HPWWPC), Defit Perdyana, mengatakan peristiwa terjadi selama kurang lebih hampir tiga jam sejak pukul 03.00 WIB hingga 05.45 WIB. Puluhan bangunan warung dan gazebo serta hunian milik warga mengalami kerusakan akibat kejadian itu.
“Diperkirakan ada 20 bangunan mengalami kerusakan dampak gelombang pasang yang mengakibatkan banjir rob,” ungkap Defit kepada wartawan, kemarin.
Baca Juga:Cegah Kasus Stunting dari Hulu, TPK di Kota Sukabumi Diberikan Materi Aplikasi ElsimilJenazah Eril Tiba di Tanah Air, Ridwan Kamil Penuh Ketegaran
Ia menyebut, kerusakan dampak gelombang pasang dan banjir rob ini diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Hal itu lantaran banyak kondisi bangunan rusak parah sehingga membutuhkan biaya perbaikan cukup besar.
Menurutnya, gelombang pasang dan banjir rob kerap menerjang dan menjadi bencana alam musiman di  kawasan Pantai Citepus. Terutama ketika memasuki musim barat atau cuaca ekstrem hujan deras disertai angin kencang.
“Banjir rob terjadi karena intensitas hujan tinggi dan angin cukup kencang, sehingga mengakibatkan gelombang air pasang. Seharusnya siklusnya itu tiga tahun sekali tetapi sekarang menjadi 5 tahun sekali. Namun dampaknya kali ini lebih parah,” bebernya.
Ia meminta pemerintah segera melakukan upaya penanggulangan untuk meminimalkan dampak gelombang pasang musiman. Sehingga, kerugian warga yang hampir seluruhnya pelaku usaha ini tidak terulang terus menerus setiap kali bencana terjadi.
“Kami mengharapkan bantuan dari pemerintah agar menanggulangi masalah ini agar tidak terjadi kembali di tahun berikutnya,” pungkasnya.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung mencatat, ketinggian gelombang di perairan selatan Kabupaten Sukabumi diprediksi mencapai 2,5-4 meter, kemarin (12/6). BMKG pun mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi bagi keselamatan pelayaran terutama nelayan lantaran kecepatan kecepatan angin lebih dari 15 Knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. (mg1)