JL SILIWANGI – Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menghadiri kegiatan Focus Group Discussion (FGD) penyusunan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) Kota Sukabumi tahun 2022 di salah satu hotel di Jalan Siliwangi, kemarin (4/7). Pada momen itu disepakati tiga isu lingkungan yang menjadi perhatian di Kota Sukabumi yakni persampahan, alih fungsi lahan, dan kualitas air.
“Lingkungan hidup merupakan amanat agama bukan sekadar amanat negara. Sehingga, sejatinya semakin beriman dan bertakwa seseorang maka akan memperhatikan kondisi lingkungan hidup,” ujar Fahmi.
Pada FGD ini disepakati DIKPLHD yang merupakan dokumen tahunan. Sebelumnya dikenal status lingkungan hidup daerah yang dikeluarkan DLH jadi patokan gambaran sebenarnya status lingkungan hidup.
Baca Juga:Puluhan Rumah Rusak Diterjang Gelombang Tinggi *Terjadi di Dua Kampung di PalabuhanratuPonpes di Sukabumi Jadi Role Model Pelaksanakan Pelatihan OPOP
Fahmi menuturkan DIKPLHD bukan hanya status, tapi juga arah dan intervensi kebijakan serta dampak yang terjadi serta upaya menghadapinya. DIKPLHD ini harus dipedomani lintas SKPD terkait dampak terjadinya pembangunan.
Dokumen ini juga sebagai informasi kepada masyarakat untuk dapat berkontribusi. Sebab, masalah lingkungan tidak akan selesai oleh pemerintah saja, tapi harus ada pelibatan masyarakat seperti komunitas lingkungan. “Mari sama-sama tuntaskan dan minimalkan permasalahan lingkungan yang ada,” ungkap Fahmi.
Dalam dokumen ini ada buku satu dan dua yang memuat kondisi aktual lingkungan, dampak kerugian, dan upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup. “Ada tiga isu strategis yakni kualitas air, alih fungsi lahan, dan persampahan,” ungkap Fahmi.
Soal sampah jadi hal yang perlu diselesaikan karena semakin hari, bulan, dan tahun volumenya terus meningkat seiring pertambahan jumlah penduduk. Beberapa tahun lalu produksi sampah hanya 157 ton per hari. Namun kini naik jadi 180 ton per hari.
Soal kualitas air jadi masalah yang perlu dituntaskan khususnya dalam memberikan ketersedian air bersih yang cukup bagi seluruh warga kota. Terutama peningkatan kualitas air jadi ikhtiar mempersiapkan yang terbaik. Sedangkan isu alih fungsi lahan, sekarang Kota Sukabumi jadi tujuan bukan jadi pilihan sehingga banyak pembangunan termasuk perumahan.
“Intinya, pemerintah bukan hanya memasifkan kebaikan untuk warga, tapi juga memasifkan kebaikan untuk semesta. Dua hal yang tidak terpisahkan dalam perjalanan kehidupan,” pungkas Fahmi.