WARUDOYONG – Pemkot Sukabumi melalui Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menggelar evaluasi percepatan penurunan stunting dari hulu tahun 2022 di aula Kecamatan Warudoyong, kemarin (28/12).
Hadir dalam kesempatan tersebut Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi, Ketua TP-PKK Fitri Hayati Fahmi, serta Asisten II Setda Kota Sukabumi Nuraeni Komarudin.
“Pascapandemi covid-19 ada tantangan lagi berhubungan dengan stunting,” ujar Fahmi.
Menurut Fahmi, penurunan angka stunting harus dilakukan secara holistik. Koordinasi pemerintah dengan berbagai elemen perlu dilakukan secara kolaboratif.
Baca Juga:Raih 4 Penghargaan dari Pemprov JabarBangunan Sekolah Terancam Ambruk
“Upaya ini untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif melalui percepatan penurunan stunting secara holistik, integratif, dan berkualitas,” tegasnya.
Selain itu perlu juga koordinasi dan sinergitas dengan kementerian atau lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan. Sebab, percepatan penurunan stunting melalui intervensi spesifik yakni kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebabnya langsung.
Selain itu intervensi sensitif kegiatan yang dilaksanakan untuk mengatasi penyebab tidak langsung terjadi stunting Fahmi menuturkan ada 6 strategi penanganan stunting yakni menurunkan prevalensi, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan keluarga menjamin asupan gizi, perbaiki pola asuh peningkatan, akses dan mutu layanan kesehatan, dan peningkatan akses air minum dan sanitasi.
“Kami mempersiapkan empat kriteria generasi cerdas. Salah satu fokusnya stunting,” kata Fahmi.
Indonesia Emas 2045, sebut Fahmi, tidak akan mungkin terwujud ketika generasi mengalami stunting. Sehingga harus selalu dipersiapkan calon ibu sehat sehingga melahirkan anak sehat. (rls)