MAKASSAR–Calon presiden (capres) pilihan PDIP patut dinanti. PDIP ini tak kunjung mengumumkan figurnya. Kunci penentuan di tangan Megawati Soekarnoputri.
Kondisi ini memunculkan banyak spekulasi. Ada yang menyebut, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri sedang bimbang menentukan figur antara Puan Maharani atau Ganjar Pranowo.
Hal tersebut karena dinilai karena selama ini, PDIP hanya melempar kata-kata kunci Salah satunya soal pernyataan Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto yang menyebut beberapa ciri-ciri sosok capres yang bakal diusung PDIP.
Baca Juga:PAN Bisa Redup Bila Partai Ummat Ikut Deklarasikan Anies Capres408 PPS Kota Sukabumi Lolos Seleksi Administrasi
Pertama, kata Hasto, memiliki semangat kepemimpinan yang senapas dengan perjuangan Soekarno, Megawati Soekarnoputri, dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Kedua, bakal capres tersebut sudah dipersiapkan secara matang untuk menjadi pemimpin yang bisa meneruskan pembangunan yang dilakukan Jokowi.
Ketiga, calon tersebut telah dipersiapkan secara matang untuk mampu menjadi seorang pemimpin yang dapat memikul tanggung jawab bagi masa depan. Hasto pun mengatakan bahwa PDIP akan mengumumkan capresnya di 2023. Hanya saja, Hasto tak spesifik menyampaikan kapan waktu PDIP akan mengumumkan.
PDIP disebut-sebut akan ada surprise di peringatan ulang tahun partainya ke-50 pada 10 Januari 2023. Asumsi bahwa surprise itu adalah pengumuman capres. Analis politik Unhas, Andi Ali Armunanto menilai bahwa PDIP memang lagi dilema untuk mengumumkan capres.
Pertama, karena selama ini yang diharapkan, yaitu Puan belum mampu menembus elektoral yang mumpuni. Justru kadernya yang muncul dengan menunjukkan elektoral yang signifikan. Ganjar Pranowo selalu menempati survei di peringkat tiga besar dan kadang muncul sebagai paling teratas.
Hal inilah yang membuat Mega untuk hati-hati menetapkan calonnya. Misalnya bukan Puan yang dicalonkan, maka harus ada bargaening politik dari kelompok pendukung Ganjar. Harus ada kesepakatan yang dibuat sebelumnya.
Kata dia, ketika Ganjar menjadi presiden dan terpilih memenangkan pilpres dan menjadi presiden, maka harus ada kesepakatan yang melekat menyebabkan posisi PDIP tetap menjadi pemegang kendali. Sama seperti ketika Jokowi di memunculkan sebagai kandidat.
Baca Juga:Alasan Nasdem Belum Umumkan Anis Bakal CawapresHAB ke-77 Kemenag, Bupati : Kuatkan Pengabdian dan Pelayanan Kepada Umat
“Jadi saya rasa PDIP sekarang lagi sedang menimbang perannya, sehingga tidak kehilangan great politiknya dalam pemerintahan. Di sisi lain juga pencalonan kandidat tetap bisa menjaga eksistensinya sebagai partai yang besar,” ujar Dosen Fisip Unhas ini.