Dalam persidangan terungkap bahwa grup-grup perusahaan yang diuntungkan oleh aksi pelanggaran domestik market obligation tersebut ada beberapa grup perusahaan.
Pertama, Wilmar Group terdiri dari PT Wilmar Nabati Indonesia, PT Multimas Nabati Asahan, PT Sinar alam Permai, PT Multimas Nabati Sulawesi, PT Wilmar Bioenergi Indonesia,
Keuntungan yang dinikmati oleh Wilmar Group ini adalah Rp1,69 Triliun.
Salah satu bos besar Wilmar grup ini adalah seorang pengusaha Indonesia asal Medan yaitu Martua Sitorus yang sudah puluhan tahun bahkan menghabiskan sebagian besar dari hidupnya di Singapura.
Baca Juga:Delapan Parpol Pertegas Penolakan Sistem Proporsional Tertutup Pemilu 2024Predator 13 Santriwati Herry Wirawan Dihukum Mati, Cak Imin Beri Apresiasi
Martua Sitorus dengan nama asli Thio Seeng Haap merupakan salah satu pendiri sekaligus Chief Operating Officer (COO) PT Wilmar International, Ltd.
Martua Sitorus adalah orang terkaya ke-14 dengan total kekayaan $2,85 miliar atau setara dengan Rp 40,75 triliun versi Data Indonesia.id.
Wilmar grup sendiri bukanlah perusahaan Indonesia tapi perusahaan Singapura, bermarkas atau berkantor pusat di Singapura dan di terdaftar di bursa Singapura.
Selanjutnya, Grup Musim Mas yang juga berkantor Pusat di Singapura. Anak-anak perusahaannya meliputi PT Musim Mas, PT Musim Mas – Fuji, PT Intibenua Perkasatama, PT. Agro Makmur Raya, PT. Megasurya Mas dan PT. Wira Inno Mas.
Grup Musim Mas mendapatkan keuntungan sebesar Rp626,6 Miliar.
Grup Musim Mas ini dipimpin atau didirikan oleh seorang pengusaha Tionghoa dari Medan dan sangat kaya raya menurut versi majalah Forbes pada tahun 2021 yaitu, Bachtiar Karim, masuk peringkat 10 orang terkaya di Indonesia.
Berdasarkan Dataindonesia.id, Bachtiar Karim merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia dengan harta mencapai US$3,5 miliar atau setara dengan Rp50 triliun.
Grup perusahaan ketiga yang juga sangat diuntungkan Grup Permata Hijau yaitu dari PT Permata Hijau Palm Oleo, PT Nagamas Palmoil Lestari, PT Permata Hijau Sawit, dan PT Pelita Agung Agrindustri.
Keuntungan yang dinikmati oleh grup perusahaan ini sebanyak Rp124,4 miliar.
Baca Juga:Poros Gerindra-PKB Rawan PisahBupati Terima LHP dari BPK Provinsi
Perusahaan ini didirikan dan dipimpin oleh orang Medan juga yaitu Robert Wijaya.
Terakhir dia menekankan, banyak investor Indonesia yang kemudian melarikan dananya ke luar negeri untuk diamankan, diinvestasikan di negara-negara yang mapan dan memiliki penegakan hukum yang adil.