CIANJUR, SUKABUMIEKSPRES– Musim panen padi saat ini di Kabupaten Cianjur kemungkinan tidak akan menguntungkan bagi para petani. Pasalnya, saat stok gabah melimpah yang bersamaan curah hujan tinggi, para petani memilih mempercepat menjual ke pasaran.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan dan Ketahanan Pangan (DTPHPKP) Kabupaten Cianjur, Dandan Hendayana, menuturkan aksi jual cepat gabah dilakukan para petani karena melihat kondisi cuaca, Artiya mereka tidak mau mengambil risiko menahan gabah karena proses pengeringan yang masih mengandalkan sinar matahari tidak mendukung.
“Maka pilihannya mereka (petani) melepas GKP (gabah kering panen) daripada harus menahan menjadi GKG (gabah kering giling),” kata Dandan, belum lama ini.
Baca Juga:Gudang Miras Ilegal di Citamiang Digerebek Polres Sukabumi KotaPanen Bawang Merah Diharapkan Cegah Inflasi
Namun, konsekuensi menjual GKP tentu lebih murah dibanding GKG. Karena itu, sebut Dandan, musim panen kali ini kemungkinan tidak akan terlalu menguntungkan bagi para petani.
“Terkecuali mereka punya dryer (alat pengering). Tapi alat pengering di kita kan terbatas. TIdak semua petani pun memilikinya,” tuturnya.
Dandan menyebut pada Februari terdapat sekitar 15 ribu hektare luas lahan panen padi di Kabupaten Cianjur, Namun Dandan memprediksi luas lahan yang kemungkinan panen padi sekitar 9 ribu hektare.
“Kalau prediksi saya sekitar 9 ribu hektare dari 15 ribuan hektare luas lahan panen padi pada Februari,” kata Dandan.
Dandan menuturkan akhir-akhir ini harga beras premium dan medium di beberapa pasar cenderung naik. Ia mencontohkan pekan lalu harga beras premium kisaran Rp12.500 per kilogram di Pasar Cipanas dan Pasar Muka. Sedangkan beras medium di kisaran Rp11.833 per kilogram di Pasar Muka dan di Pasar Cipanas kisaran Rp11.250 per kilogram.
“Harganya memang masih tinggi. Kalau mengacu harga beras Bulog, yang medium itu kisaran Rp9.450 per kilogram. Berarti kan harga beras di pasaran saat ini di atas harga beras Bulog,” pungkasnya. (ist)