SUKABUMIEKSPRES – Di tengah ancaman kemarau, curah hujan di wilayah Kabupaten Sukabumi relatif masih cukup tinggi. Kurun sebulan terakhir atau selama Juni tahun ini, masih terjadi bencana hidrometeorologi yang didominasi tanah longsor.
Koordinator Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, menyebutkan selama Juni dilaporkan terjadi sebanyak 22 kali bencana. Jenis bencana paling banyak terjadi yaitu tanah longsor.
“Data yang kami terima, dari 22 kali bencana, tanah longsor sebanyak 17 kejadian, angin kencang 2 kejadian, banjir 1 kejadian, pergerakan tanah 1 kejadian, dan bencana lain-lain sebanyak 1 kejadian,” terang Daeng dikutip dari akun media sosial BPBD Kabupaten Sukabumi, Selasa (4/7).
Baca Juga:Pendidikan Agama Harus Ditanamkan Sejak DiniAplikasi Super dan E-Lapor Terima 47 Aduan
Daeng menuturkan hingga saat ini belum dilaporkan terjadi dampak kemarau berupa kekeringan maupun kebakaran hutan dan lahan. Namun, sebutnya, BPBD terus memantau perkembangan di lapangan mengingat prediksi BMKG, kemarau akan terjadi memasuki Juli.
“Kalau selama bulan lalu (Juni) belum ada laporan kekeringan ataupun karhutla akibat dampak kemarau,” tegasnya.
Berbagai bencana selama Juni mengakibatkan 30 kepala keluarga (KK) atau 109 jiwa menderita. Sedangkan sebanyak 7 KK atau 27 jiwa harus mengungsi.
“Tidak ada korban luka maupun jiwa akibat bencana selama bulan lalu,” jelasnya.
Bencana juga mengakibatkan sebanyak 25 unit rumah warga mengalami kerusakan. Rinciannya, 4 unit kondisinya rusak sedang dan 21 unit kondisinya rusak ringan.
“Terdapat lima rumah kondisinya terancam dan 15 unit berbagai fasum dan fasos,” ujarnya.
Daeng menerangkan berbagai bencana mengakibatkan kerugian materil ditaksir mencapai Rp324 juta. Taksiran berdasarkan penghitungan dampak yang ditimbulkan, terutama terhadap bangunan rumah, sarana dan prasarana, maupun infrastruktur lainnya.
Baca Juga:Atlet Paralimpik Raih 7 Medali pada Pepapeda JabarOptimalkan PAD dengan Smart Elok dan Portal Origin
“Sampai saat ini kami masih meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi di tengah ancaman kemarau panjang,” pungkansya. (ist)