SUKABUMIEKSPRES– KASUS meninggalnya MA (13), siswa SMPN 1 Ciambar yang tenggelam di aliran Sungai Cileuleuy diduga saat mengikuti kegiatan MPLS, masih menjadi polemik.
Pasalnya ada beberapa versi mengenai hal itu karena ada yang menyebut saat kegiatan MPLS, tapi ada juga yang di luar kegiatan.
Seperti yang diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi, Jujun Junaedi. Ia menjelaskan tenggelamnya korban di aliran sungai terjadi saat terpisah dari rombongan seusai pulang hiking.
Baca Juga:Polisi Selidiki Tewasnya Pelajar SMPDana P2RW Digunakan Perbaiki Jalan 620 Meter
“Yang pertama bahwa betul ada siswa meninggal dunia di SMPN 1 Ciambar pada saat kegiatan hiking dan botram. Jadi peristiwa tenggelamnya siswa itu bukan pada kegiatan MPLSÂ ,” ujar Jujun kepada wartawan melalui sambungan telepon, kemarin (24/7).
Jujun menyebut kegiatan MPLS sudah berakhir pada Jumat (21/7). Sedangkan peristiwa tenggelamnya siswa terjadi pada Sabtu (22/7).
“Pada hari Sabtu berdasarkan kebiasaan di sekolah tersebut ada kegiatan hiking dan makan bersama,” terangnya.
Korban awalnya diketahui hilang saat orang tua melapor ke pihak sekolah. Saat itu orang tuanya melaporkan anaknya tak kunjung pulang usai kegiatan di sekolah.
“Pada saat kembali ke sekolah ada beberapa anak yang memisahkan diri dari rombongan besar dan tidak diketahui oleh para pembinanya. Sehingga pada saat pengecekan ada orang tua yang menginformasikan bahwa anaknya belum pulang,” jelasnya.
Saat dilakukan pencarian, didapatkan informasi dari masyarakat di sekitar lokasi kejadian, ada anak SMP yang berasal dari Kampung Selaawi Desa Cibunarjaya Kecamatan Ciambar hilang tenggelam di sungai dan jalur tersebut ada beberapa yang memungkinkan mereka memisahkan diri.
“Jalurnya melewati aliran sungai. Sehingga berdasarkan perkiraan dari tokoh masyarakat tersebut maka ada tiga titik yang dianggap rawan. Berangkat dari informasi itu, korban pun ditemukan meninggal dunia tenggelam di Sungai Cileuluy di Kampung Selaawi Girang Desa Cibunarjaya,” ungkapnya. (mg3)