SUKABUMI EKSPRES – Bencana hidrometeorologi mendominasi kejadian bencana di Kabupaten Sukabumi selama Oktober. Kondisi itu tak terlepas di tengah musim kemarau, masih terjadi hujan disertai angin kencang.
Manajer Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna, mengatakan selama Oktober terjadi sebanyak 46 kali bencana. Dari jumlah itu, sebanyak 30 kali merupakan bencana hidrometeorologi.
“Bencana hidrometeorologi itu paling banyak kejadian angin kencang. Jumlahnya terdata sebanyak 24 kali. Sisanya tanah longsor sebanyak empat kali dan pergerakan tanah dua kali,” kata Daeng dikutip dari akun Instagram BPBD Kabupaten Sukabumi, kemarin (13/11) .
Baca Juga:Kota Sukabumi Tuan Rumah Hari Pangan Sedunia Tingkat JabarPastikan Stok Beras Aman
Sementara bencana lainnya selama Oktober yakni gempa bumi sebanyak empat kali serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebanyak 12 kali.
“Pada Oktober memang kadang diselingi dengan cuaca ekstrem. Jadi, selain dampak kemarau, terjadi juga bencana hidrometeorologi,” ujarnya.
Dampak kejadian bencana selama Oktober mengakibatkan 83 kepala keluarga atau 292 jiwa menderita. Tidak ada korban meninggal dunia ataupun luka.
“Untuk korban mengungsi juga nihil,” terang Daeng.
Berbagai kejadian bencana mengakibatkan sebanyak 183 unit rumah rusak. Rinciannya, rusak berat 2 unit, rusak sedang 38 unit, dan rusak ringan 98 unit.
“Terdapat lima unit rumah yang terancam serta serta fasum dan fasos sebanyak 6 unit. Sementara lahan sawah yang rusak akibat bencana seluas 18 hektare,” ungkapnya.
Wilayah yang mengalami bencana tersebar di 20 kecamatan. BPBD pun mencatat nilai taksiran kerugian mencapai Rp886 juta.
“Memasuki awal bulan ini, potensi bencana hidrometeorologi juga mulai terjadi. Kami mewaspadai kerawanan potensi bencana dengan meningkatkan kesiapsiagaaan,” pungkasnya. (ist)