SUKABUMIEKSPRES – Keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reverse (The Fed) kemarin membuat pergerakan tentang mata uang Asia terhadap dolar AS dominan menguat.
Sehingga pukul 13.30 Kamis (14/12/2023), penguatan mata uang Asia ini dipimpin oleh Won Korea Selatan yang naik 1,65% terhadap dolar AS secara harian, Lalu disusul oleh Rupiah Indonesia yang melesat 1,02%.
Hanya saja, pergerakan mata uang China harus terkoreksi 0,09% terhadap dolar AS secara harian, Krisis properti yang berkepanjangan China masih mendorong pelemahan ekonomi China.
Baca Juga:Inilah Fakta-fakta Tabrakan Maut Mobil dengan Kereta Freeder WhooshDebat Capres, Prabowo Mendapatkan Sentimen Negatif Tertinggi setelah Anies dan Ganjar
Diketahui, lembaga pemeringkat internasional Moody’s pada Selasa, (5/12/2023) menurunkan prospek peringkat utang China dari stabil menjadi negatif.
Keputusan Moody’s mencerminkan semakin banyak bukti dukungan keuangan akan diberikan oleh pemerintah dan sektor publik yang lebih luas untuk memberikan kepada pemerintah regional dan lokal, serta perusahaan milik negara yang alami tekanan keuangan.
Langkah ini mencerminkan peningkatan risiko terkait dengan penurunan pertumbuhan ekonomi jangka menengah secara struktural dan terus menerus serta perampingan sektor properti yang sedang berlangsung.
Sektor properti China terperosok dalam krisis utang yang parah. Hal ini seiring beberapa pengembang terbesar di China berutang ratusan miliar dolar Amerika Serikat dan terancam bangkrut.
Sementara itu di pekan kemarin China telah merilis laporan neraca secara perdagangan periode November 2023 beserta data ekspor dan impor, Chona mencatat adanya surplus pada neraca perdagangan periode November 2023, yang mendorong oleh peningkatan ekspor untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir dan penyusutan impor.
Surplus neraca perdagangan China tercatat tumbuh menjadi US$68,39 miliar pada periode November 2023 dari US$56,53 miliar di bulan sebelumnya.
Diketahui, ekspor China meningkat 0,5% pada November 2023 dibandingkan tahun sebelumnya, dibandingkan penurunan sebesar 6,4% pada Oktober 2023. Ekspor bulan November mengalahkan perkiraan penurunan sebesar 1,1%. Sedangkan impor mengalami penurunan yang tidak terduga. Impor pada November 2023 mencatatkan penurunan sebesar 0,6%, setelah mengalami kenaikan 3,0% pada Oktober 2023.