“Keterangan angin tercatat di AAWS Jatinagor: 36.8 km/jam, bisa disebut puting beliung kemarin adalah Small Tornado, Jadi kalo masyarakat di Indonesia small tornado sering disebut puting beliung itu dari istilah.” tuturnya.
Secara esensial fenomena puting beliung dan tornado memang merujuk kepada fenomena alam yang mempunyai beberapa kemiripan visual yaitu pusaran angin yang kuat, berbahaya dan berpotensi merusak.
Untuk istilah tornado itu biasa di pakai oleh wilayah Amerika dan ketika intensitasnya meningkat lebih dahsyat dengen kecepatan angin hingga ratusan km/ja, dengan dimensi yang sangat besar hingga puluhan kilometer maka dapat menimbulkan kerusakan yang luar biasa.
Baca Juga:Kenali Tornado dan Ciri-Cirinya: Apa Benar Angin Kencang Rancaekek Tornado?Inilah Analisis Pakar soal Strategi Presiden RI usai AHY Menjadi Menteri ATR
Sementara itu di Indonesia fenomena yang mirip tersebut diberikan istilah puting beliung dengan karakteristik kecepatan angin dan dampak yang relatif tidak sekuat tornado besar yang terjadi di wilayah Amerika.
Sehingga kami menghimbau bagi siapapun yang berkepentingan, untuk tidak menggunakan istilah yang dapat menimbulkan kehebohan di masyarakat, cukuplah dengan menggunakan istilah yang sudah familiar di masyarakat Indonesia, sehingga masyarakat dapat memahaminya dengan lebih mudah.
Teguh Rahayu menjelaskan tentang dampak tornado, untuk bagaimana bisa membedakan tornado dan angin puting beliung agar masyarakat Indoensia mengerti.
“Tumbuhnya tornado diperairan dan itu bisa dilihat dari radar, sedangkan puting beliung yang bisa kita lihat adalah pertumbuhan awan CB nya, kalo ternado pasti dampaknya lebih dari 10 km, sedang kemarin saya rasa 3 sampai 5 km deh dampaknya,” ungkpannya.
Berdasarkan catatan BMKG, fenomena puting beliung telah terjadi beberapa kali di wilayah Bandung, seperti misalkan pada tanggal 05 Juni 2023 terjadi di Desa Bojongmalaka, Desa Rancamanyar, dan Kelurahan Andir Kecamatan Baleendah-Bandung dan berdasarkan informasi media, fenomena tersebut menimbulkan kerusakan pada bangunan rumah warga dimana sebanyak 110 rumah rusak di Bojongmalaka, 20 rumah rusak di Kelurahan Andir, dan 11 rumah rusak di Rancamayar.
Pada tahun 2023 juga terjadi kejadian puting beliung di wilayah Bandung pada bulan Oktober di Banjaran dan bulan Desember di Ciparay serta menimbulkan beberapa kerusakan seperti bangunan rusak dan pohon tumbang, bahkan di tahun 2024 tepatnya tepatnya tanggal 18 Februari 2024, puting beliung terjadi juga di Parongpong Bandung Barat.