SUKABUMI EKSPRES – Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak segenap pihak untuk mendukung kemajuan ekosistem pendidikan di Tanah Air saat momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ke-65 pada 2 Mei 2024.
“Selamat Hari Pendidikan Nasional 2024, mari kita tingkatkan kualitas pendidikan secara merata di Indonesia. Dukung pula kemajuan ekosistem pendidikan agar anak-anak bisa sekolah dengan rasa aman dan menyenangkan,” kata Puan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut Puan, banyaknya tantangan dalam dunia pendidikan di Indonesia memerlukan kerja sama semua elemen bangsa.
Baca Juga:PM Kanada Ucapkan Selamat kepada PrabowoDPMPTSP Kabupaten Sukabumi Deklarasi Zona Integritas
DPR berkomitmen untuk terus mendukung dan mengawal program-program pendidikan demi pembangunan bangsa.
Puan mengingatkan bahwa ekosistem pendidikan berpengaruh terhadap terciptanya sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
Ekosistem pendidikan tersebut, misalnya, pemerataan kualitas pendidikan di Tanah Air hingga hak anak memperoleh sekolah yang aman dalam menempuh pendidikan.
Puan menilai pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah yang cukup kompleks.
Menurut dia, salah satu tantangan utama dalam pemerataan pendidikan adalah kesenjangan antara daerah perkotaan dan perdesaan karena kebanyakan sekolah berkualitas tinggi berada di kota-kota besar.
Sementara daerah perdesaan masih kekurangan fasilitas pendidikan yang memadai sehingga ada kesenjangan kualitas pendidikan.
Untuk itu, Puan mengingatkan oemerintah terus mengevaluasi kinerja pelayanan pendidikan demi memastikan semua anak memperoleh kesetaraan dalam mendapatkan pendidikan yang layak.
Baca Juga:May Day, FSB KIKES KSBSI Sukabumi Raya Orasi depan Gedung DPRDPenanganan Stunting di Sukabumi Butuh Kolaborasi yang Kuat
“Menjadi tugas pemerintah untuk memastikan semua anak di Indonesia memperoleh kualitas pendidikan yang sama, yang di dalamnya juga menyangkut mengenai sarana prasarana serta infrastruktur pendukung pendidikan,” ucapnya.
Dia juga menyebut infrastruktur pendukung pendidikan masih banyak diperlukan, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T) lantaran tidak sedikit siswa yang masih kesulitan mengakses sekolah karena jarak yang jauh atau infrastruktur yang tidak memadai, termasuk kurangnya infrastruktur teknologi di daerah pedalaman juga menjadi tantangan di dunia pendidikan.
“Kita tidak ingin ada anak yang berpotensi menjadi generasi unggul pada akhirnya terpinggirkan dan tidak berkembang karena kurangnya aksesibilitas pendidikan. Masalah anak putus sekolah sering kali kita temukan karena faktor-faktor seperti ini,” katanya.