JL PEMUDA – Konsep TPA sanitary landfill yang dibangun Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada 2023 bertujuan meningkatkan daya tampung Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cikundul. Setelah hampir 7 bulan beroperasi, kapasitasnya sudah terpakai sekitar 40 persen.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Asep Irawan, menyebutkan atas kondisi itu membuat DLH harus segera mencari alternatif lain dalam pengelolaan sampah. Sebab, diperkirakan landfill tersebut akan segera dipenuhi sampah. “Sebelumnya diprediksi bisa digunakan dalam jangka waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Tapi baru berjalan tujuh bulan, kapasitasnya sudah mencapai 40 persen,” kata Asep dikutip dari portal.sukabumikota.go.id usai pembukaan sosialisasi Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah, Rabu (7/8).
Salah satu solusi yang tengah dijajaki DLH adalah bekerja sama dengan Kementerian PUPR dalam pembangunan pabrik pengolahan sampah menjadi Refuse Derived Fuel atau RDF. Ia juga menyebutkan bahwa kerja sama akan melibatkan PT SCG yang telah menandatangani MoU dengan DLH.
Baca Juga:DD Tahap 1, Pemdes Kertaraharja Bangun Dua Titik Rabat BetonPosyandu Cempaka Nagrak Direchekimh Tim Penilai Jabar
“Kita lagi harap–harap cemas tentang kondisi TPA. Kita sedang intensif komunikasi dengan pihak kementerian karena mereka menawarkan pengolahan sampah menjadi RDF. Kita sudah MoU dengan PT SCG. Nanti mereka jadi offtaker–nya. Kementerian akan membantu soal pabriknya, kemudian pengelolaannya bekerja sama dengan PT SCG. Mudah–mudahan ini bisa cepat terwujud,” terangnya.
Adapun solusi lainnya adalah menunggu rampungnya pembangunan TPA Regional oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menurut jadwal baru akan tuntas pada tahun 2028. Di sisi lain pihak DLH pun merencanakan untuk menambah tumpukan sampah di landfill lama. (ist)