Fahmi-Dida Pasangan Serasi yang Tepat Menang di Pilwalkot Sukabumi

IST
Pasangan Bacalon Achmad Fahmi-Dida Sembada
0 Komentar

SUKABUMI – Bakal calon (Bacalon) Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi akhirnya bisa bersanding dengan Dida Sembada sebagai Bacalon Wakil Wali Kota Sukabumi untuk bertarung dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) setentak tahun ini.

Kedua sosok ini resmi berpasangan melalui proses yang cukup panjang dan terjal dalam suatu permainan politik di Kota Sukabumi, walaupun akhirnya mereka saat ini bisa benar-benar bergandengan tangan dalam satu tujuan memenangkan Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota (Pilwalkot) Sukabumi

Bagi masyarakat Kota Sukabumi khususnya, sudah tentu mengenal kedua sosok pasangan ini. Mereka dinilai memiliki rekam jejak yang cukup positif di lingkungan Pemkot Sukabumi. Tak heran, pasangan Achmad Fahmi-Dida Sembada terlihat begitu “Serasi” pada Pilkada tahun 2024 saat ini.

Baca Juga:Puluhan Kader dan Guru TPQ Desa Sukaharja Terima Uang InsentifWakili Pemkab Sukabumi, Iyos Hadiri Sertijab Kepala BPK Provinsi Jabar

“Serasi” bukan hanya sebuah jargon politik dan pernyataan yang manasuka, melainkan sebuah harapan, doa, dan sikap dalam menjalankan pemerintahan Kota Sukabumi jika Fahmi-Dida terpilih di Pilkada 2024. Menurut KBBI, “serasi” memiliki pengertian : cocok, sesuai, selaras dan harmonis.

Hal itu direpresentasikan melalui sosok Achmad Fahmi sebagai politisi kawakan dan Dida Sembada sebagai mantan Sekda Kota Sukabumi yang tentunya cukup matang dalam perihal administrasi pemerintahan.

Secara filosofis, “Serasi” selalu dikaitkan dengan konsep harmoni dan keselarasan. Konsep ini dikemukakan filsuf Yunani Kuno, Aristoteles, yang mengajarkan bahwa manusia harus mencari keselarasan antara kebijaksanaan, keberanian, keterampilan, dan keadilan. Bahkan di kebudayaan Tiongkok, serasi juga menjadi landasan bagi konsep “Yin’’ dan “Yang” yaitu menekankan pada keselarasan lahir-batin.

Dalam Islam, serasi bermakna profetik, yakni keselarasan dalam hubungan antar-manusia (hablum minannas) dan hubungan manusia dengan Tuhan (hablum minallah). Sebagai individu, mukmin mesti wasatiyyah (moderat): seimbang antara kepentingan dunia (duniawi), dan kepentingan akhirat (ukhrawi). Dalam politik, hal itu tercermin dalam konsep kepemimpinan Rasulullah SAW.

Fahmi-Dida berkeyakinan keserasian merupakan dualitas yang saling melengkapi seperti halnya siang-malam, panas-dingin, tubuh-jiwa, yang merupakan rasio relativitas. Fahmi-Dida menjadikan “serasi” sebagai landasan dialektis–pentingnya sebuah ketetapan untuk menentukan ketepatan dalam menjalankan pemerintahan Kota Sukabumi.

0 Komentar