SUKABUMI, SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kota Sukabumi bekerja sama dengan tujuh kecamatan menggelar kegiatan rembuk stunting. Pekan lalu, kegiatannya dilaksanakan di Kecamatan Citamiang, Baros, dan Cibeureum.
Sekretaris DP2KBP3A Kota Sukabumi, Rina Hestiana, mengatakan rembuk stunting merupakan kegiatan untuk mengkoordinasikan berbagai langkah bersama dalam percepatan penurunan stunting. Kegiatan ini juga berguna untuk memperkuat komitmen seluruh pihak dalam penanganan stunting di tingkat kecamatan.
Camat Citamiang, Aries Ariandi, mengatakan melalui rembuk stunting, seluruh unsur Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopicam) memperkuat komitmen untuk menggulirkan berbagai program pada triwulan keempat tahun 2024. Tujuannya untuk mempercepat penurunan angka stunting.
Baca Juga:Indosat Ooredoo Hutchison Memberdayakan Sektor Perbankan dan Keuangan Indonesia Melalui AI yang BerdaulatTruk Bermuatan Kayu Terjun ke Jurang Sedalam 10 Meter di Cibadak
“Mengevaluasi kinerja TPPS, kita merencanakan program apa saja yang akan dilakukan di triwulan keempat. Alhamdulillah dari rembuk stunting kita menyepakati komitmen bersama bagaimana menurunkan angka prevalensi stunting. Per bulan Juli ada penurunan salah satunya dari Kelurahan Nanggeleng dari 98 Keluarga Rawan Stunting (KRS) menjadi 93 KRS dan di Kelurahan Tipar dari 115 KRS menjadi 92 KRS,” kata Aries.
Camat Baros, Hendaya, menerangkan selepas kegiatan rembuk stunting, pihaknya bersama lintas sektor akan mengintensifkan penyuluhan terutama terkait pembiasaan minum tablet tambah darah bagi remaja putri.
“Kita pastikan bagaimana semua berkomitmen agar tidak ada lagi kasus stunting. Untuk Keluarga Rawan Stunting kita sudah berkoordinasi dengan lintas sektor agar bersama–sama menuntaskan sehingga tidak ada lagi kasus atau zero stunting. Insya Allah nanti akan dilakukan edukasi dan penyuluhan kepada remaja putri karena mereka adalah generasi muda yang akan menjadi calon pengantin dan melahirkan keluarga berkualitas,” terangnya.
Dalam upaya percepatan penurunan angka stunting, DP2KBP3A telah melahirkan sejumlah inovasi. Di antaranya Genting Puri yang merupakan upaya sosialiasi terhadap keluarga yang memiliki anak balita.
“Kecamatan Baros disampaikan ada 140 kasus stunting. Keluarga Rawan Stunting ada 1.100. Upaya yang telah dilakukan di antaranya inovasi Selasih atau Selasa Berbagi Kasih yang awalnya inovasi Sendu atau Senin Dua Ribu. Jadi, setiap karyawan urunan sebesar Rp2 ribu per hari Senin dan hasilnya dikumpulkan untuk membeli paket sembako dan diberikan setiap hari Selasa.