SUKABUMI, SUKABUMI,JABAREKSPRES.COM – Sepanjang periode Januari-Agustus 2024, Kota Sukabumi diterjang sebanyak 247 kali bencana. Berdasarkan Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) ratusan kejadian bencana tersebar di 7 kecamatan.Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, mengatakan nilai kerugian dari ratusan kejadian bencana mencapai Rp4,6 miliar lebih. Luas area terdampak mencapai 1,1962 hektare dan 393 KK terdampak.
“Dari jumlah kejadian bencana tersebut, sebanyak 403 orang terdampak serta 521 unit bangunan rusak terdiri dari 41 unit rusak berat, 111 unit rusak sedang, dan 369 rusak ringan,” ujar Novian, kemarin 11 September 2024.
April merupakan frekuensi tertinggi kejadian bencana yang dilaporkan masyarakat sebanyak 72 kasus. Kemudian Maret 39 kasus, Januari 36 kasus, Mei 35 kasus, Juni 25 kasus, Juli 14 kasus, Februari 18 kasus, dan Agustus sebanyak 2 kasus.
Baca Juga:Rayakan Hari Pelanggan Nasional, PLN UP3 Sukabumi Energize Kantor BPN Kabupaten Sukabumi Daya 82,5 kVAPLN UP3 Sukabumi : Rayakan Hari Pelanggan Nasional, PLN Gebyarkan Promo Tambah Daya
“Jenis bencana yang mendominasi yakni cuaca ekstrem sebanyak 107 kali, tanah longsor 61 kali, banjir 43 kali, angin topan 11 kali, kebakaran pemukiman 14 kali, gempa bumi 6 kali, dan kebakaran lahan sebanyak 1 kali,” terang Novian.
Wilayah tertinggi kejadian berada di Kecamatan Gunungpuyuh dengan 46 kali, Warudoyong dan Lembursitu masing-masing 43 kali kejadian, Citamiang 33 kali kejadian, Baros 31 kali kejadian, Cikole 27 kali kejadian, dan terakhir Kecamatan Cibeureum sebanyak 24 kali kejadian.
BPBD Kota Sukabumi telah melakukan penanggulangan bencana mulai dari prabencana, saat, dan pascabencana. Penanggulangan dilakukan dalam bentuk rakor penguatan kapasitas 17 Kelurahan Tangguh Bencana, kemudian pembentukan Tim Pusdalops BPBD Kota Sukabumi sebagai penguatan kapasitas kinerja,
melaksanakan kegiatan pemantauan lokasi rawan bencana, dengan melakukan susur sungai bersama Forkopimda di Sungai Cimandiri dan diisi dengan kegiatan pembersihan sungai, serta penanaman pohon di sempadan Sungai Cimandiri, serta melaksanakan Forum Group Discussion (FGD), dalam rangka Penyusunan Rencana Penanggulangan Kedaruratan Bencana Tahun 2024.
“Masyarakat harus tetap waspada. Terutama saat perlaihan musim ke penghujan yang ditandai dengan intensitas tinggi karena dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti cuaca ekstrem, banjir, dan longsor,” pungkasnya. (ist)