SUKABUMI,SUKABUMI,JABAREKSPRES.COM – Syamsul Diana Ahmad diduga jadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja. Nahas, warga Desa Parungseah Kecamatan/Kabupaten Sukabumi itu meninggal dunia karena sakit.
Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, berkesempatan bertakziah ke rumah duka di Kampung Parungseah Berong RT 01/04, Selasa 17 September 2024. Orang nomor satu di Jawa Barat itu pun menyampaikan duka cita yang mendalam terhadap keluarga korban.
“Saya sampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga almarhum Syamsul Diana Ahmad,” kata Bey kepada wartawan di rumah duka, Selasa 17 September 2024.Informasi yang diperoleh, awalnya almarhum ditawari bekerja di Singapura. Namun, kenyataannya almarhum diberangkatkan ke Kamboja.
Baca Juga:Pelajar yang Terseret Ombak Pantai Cipatuguran Berhasil Ditemukan di Pantai PalabuhanratuPencarian Korban Tenggelam di Pantai Palabuhanratu Gunakan Drone dan Aqua Eye
Di negara itu, almarhum kabarnya dipekerjakan sebagai operator judi online. Informasi beredar, almarhum meninggal dunia karena serangan jantung. Jenazahnya sudah dipulangkan ke Indonesia beberapa hari lalu. Pihak keluarga sudah memakamkannya.
Bey menuturkan ada dua sisi yang mesti dibenahi berkaitan penyaluran pekerja migran ke luar negeri. Pertama, bisa jadi karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan pemerintah terhadap tata cara atau mekanisme yang benar bekerja di luar negeri.Di sisi lain, tak sedikit juga calon pekerja migran yang ingin bekerja di luar negeri tidak menanyakan langsung ke dinas terkait terhadap informasi lowongan kerja di luar negeri.
“Nanti kami akan koordinasi dan minta kepada Kadisnakertrans Provinsi Jawa Barat untuk berkoordinasi dengan Kadisnakertrans di kabupaten dan kota agar jangan sampai terulang lagi peristiwa seperti ini. Mungkin ini informasi yang kurang jelas. Jadi harusnya yang mencari info ke penyalur tenaga kerja resmi. Minimal menanyakan ke Disnakertrans. Tapi itu kan dua sisi. Kami dari pemerintah juga mungkin kurang sosialisasi, bagaimana mencari kerja yang benar di luar negeri,” ujar Bey.
Intinya, lanjut Bey, para pencari jangan mudah tergiur iming-imingi gaji besar bekerja di luar negeri. Harus dipastikan terlebih dulu kebenaran informasi itu dengan menanyakan ke pemerintah.”Mungkin yang mencari kerja ke luar negeri memang karena terbatas lowongan pekerjaan di dalam negeri. Tapi ini juga karena kemungkinan tergiur penawaran-penawaran bekerja di luar negeri. Ini harus hati-hati. Semoga tidak terulang,” ujarnya.