CIKOLE, SUKABUMI,JABAREKSPRES.COM – Kota Sukabumi disebut-sebut daerah dengan angka kemiskinan tinggi di Jawa Barat. Kontennya beredar luas di media sosial.Kondisi angka kemiskinan itu pun dikait-kaitkan dengan posisi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Sukabumi yang berada pada posisi tiga terbawah di Jawa Barat.
Namun, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Sukabumi, Urip Sugeng Santoso, menjelaskan PDRB tidak ada hubungan langsung dengan tingkat kemiskinan di suatu daerah. Urip menyesalkan informasi sesat yang beredar di media sosial tersebut.
Urip secara tegas menekankan bahwa pentingnya memahami kedua istilah tersebut secara terpisah agar masyarakat tidak salah kaprah.
Baca Juga:FPM Refleksi Menolak Lupa Tragedi September HitamKedisiplinan Pemilik Kendaraan Melakukan Uji KIR 'Melempem'
“Meskipun Kota Sukabumi berada di peringkat ketiga terendah dalam hal PDRB, hal ini tidak berpengaruh pada tingkat kemiskinan di daerah tersebut,” kata Urip kepada wartawan, belum lama ini.
Secara gamblang Urip menerangkan bahwa PDRB mencerminkan nilai produksi dari seluruh kegiatan ekonomi di wilayah tertentu dalam periode tertentu. “Itu tidak mencerminkan status kemiskinan,” jelas Urip.
Urip juga menjelaskan bahwa PDRB dihitung melalui dua pendekatan yaitu produksi dan pengeluaran. Indikatornya mencakup 17 sektor ekonomi seperti pertanian, industri, keuangan, dan jasa. “Setiap sektor dinilai secara menyeluruh. Sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa PDRB rendah berarti kemiskinan tinggi,” kata dia.
Urip mengungkapkan angka kemiskinan di Kota Sukabumi mencapai 7,5 persen pada tahun 2023 dengan proyeksi penurunan menjadi 7,2 persen pada tahun 2024. “Kota Sukabumi berada di posisi 17 dalam ranking kemiskinan. Posisi ini lebih baik dibandingkan posisi sebelumnya,” ujar dia.
Semakin tinggi peringkat yang dicapai, semakin rendah tingkat kemiskinan di daerah tersebut. “Penjelasan ini diharapkan dapat membantu meluruskan persepsi masyarakat dan merespons informasi yang tidak akurat di media sosial,” kata dia.
BPS Kota Sukabumi ingin menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam mengenai hubungan kompleks antara PDRB dan kemiskinan. “Dengan memberi informasi yang benar, masyarakat tidak terjebak pada informasi yang menyesatkan,” pungkasnya.Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menanggapi kondisi tersebut. Menurutnya, informasi di media sosial tersebut merupakan sebuah kekeliruan yang perlu diluruskan.