Samakan Persepsi Kendalikan Inflasi di Kota Sukabumi, Gelar Rakor Stabilisasi Pasokan dan Harga

Ist
RAKOR: Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji menghadiri rapat koordinasi pengendalian inflasi melalui stabilisasi pasokan dan harga di Ruang Opproom Setda Kota Sukabumi, kemarin (23/10).
0 Komentar

SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Pemerintah Kota Sukabumi menggelar rapat koordinasi pengendalian inflasi melalui stabilisasi pasokan dan harga di Ruang Opproom Setda Kota Sukabumi, kemarin (23/10). Kegiatan ini diprakarsai Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3).

Kepala DKP3 Kota Sukabumi, Adrian Hariadi, menyampaikan bahwa rapat ini bertujuan untuk menyamakan persepsi dan meningkatkan kolaborasi serta sinergitas dalam upaya pengendalian inflasi, terutama yang disebabkan oleh komoditas pangan.

“Pengendalian inflasi melalui stabilisasi pasokan dan harga pangan adalah salah satu prioritas kami. DKP3 telah melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk gerakan pangan murah untuk memudahkan masyarakat memperoleh bahan pangan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar,” ujar Adrian.

Baca Juga:Kadispar Sukabumi Klaim Tradisi Seren Taun Merupakan Potensi Luar BiasaMarwan : Nakes Bisa Memberikan Dampak Positif Menurunkan Stunting

Hingga saat ini, DKP3 telah menggelar pasar murah sebanyak 18 kali dengan menggunakan anggaran dari APBD Kota Sukabumi. Selain itu, DKP3 juga telah menyalurkan 10.769,1 kilogram beras cadangan pangan pemerintah (CPPD) kepada 336 kepala keluarga yang terdampak oleh berbagai kejadian, termasuk gagal panen akibat kekeringan.

Pemantauan harga pangan secara rutin dilakukan di dua lokasi utama, yaitu Pasar Tipar Gede dan Pelita, sebagai langkah strategis untuk memastikan stabilitas pasokan dan harga pangan. Upaya lain yang dilakukan oleh DKP3 adalah gerakan tanam bawang merah yang dibantu oleh Kementerian Pertanian, yang bertujuan meningkatkan produktivitas pangan di tengah tantangan perubahan iklim global.

Pj Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menyampaikan bahwa per 1 Oktober 2024, Kota Sukabumi mengalami deflasi sebesar 0,19 persen, yang disebabkan oleh penurunan harga bahan pokok. Namun, hal ini juga menunjukkan adanya penurunan daya beli masyarakat.

“Penurunan daya beli ini menjadi tantangan bagi pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara inflasi dan deflasi. Kami terus berupaya menstabilkan inflasi melalui berbagai program, salah satunya adalah Opadi (Operasi Pasar Bersubsidi), yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membantu masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau,” jelasnya.

Kusmana juga menyoroti adanya peningkatan harga cabai meskipun pasokan beras masih aman hingga akhir tahun 2024. Ia juga menjelaskan bahwa perbedaan pola panen mempengaruhi variasi pasokan dan harga pangan.

0 Komentar