JL R SYAMSUDIN SH,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Tim Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) akan melakukan survei di Kota Sukabumi. Terutama berkaitan dengan kasus stunting.
Ketua Tim SSGI Firza Marhamah menjelaskan, kedatangannya bersama rombongan untuk melaksanakan survey status gizi. Tujuannya, menghasilkan data akurat berkaitan dengan status gizi anak di Kota Sukabumi. “Nanti akan dilakukan survei secara menyeluruh,” kata Firza di Balai Kota Sukabumi, Jumat (1/11).
Survei akan dilaksanakan Tim SSGI di tujuh kecamatan. Survei dilaksanakan selama 43 hari. “Semoga dari survei ini bisa mendapatkan hasil yang terbaik untuk Kota Sukabumi,” pungkasnya.
Baca Juga:BNNK Sukabumi Skrining Pegawai Perusahaan GarmenDiskominfo Kota Sukabumi Raih Tiga Penghargaan pada Festival Literasi Digital Jawa Barat
Kedatangan rombongan Tim SSGI diterima Penjabat Sekertaris Daerah Kota Sukabumi M Hasan Asari di Ruang Utama Balai Kota.”Kota Sukabumi dengan luas wilayah hanya 48,33 kilometer persegi, tidak terlepas dari permasalahan serius terkait generasi penerusnya. Salah satunya berkaitan dengan stunting,” ujar Hasan.Pada 2021, data SSGI angka prevalensi kasus stunting di Kota Sukabumi sebesar 19,1 persen. Angkanya meningkat menjadi 19,2 persen pada 2022 meskipun berada di bawah provinsi dan nasional.
Pada 2023 angkanya mengalami kenaikan cukup signifikan. Angka prevalensi kasus stunting menjadi 26,9 persen atau naik sebesar 7,7 persen.
Berdasarkan data aplikasi online Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), jumlah keluarga tahun 2023 sebanyak 91.339 keluarga dan yang beresiko stunting 32.625 keluarga berdasarkan hasil verval KRS.
Sedangkan jumlah seluruh balita yang diukur pada Juni sebanyak 20.239 balita. Dari jumlah itu, sebanyak 1.921 balita atau 6,38 persen dinyatakan stunted.
Pemkot Sukabumi melakukan berbagai upaya menangani stunting. Di antaranya dilakukan dengan intervensi sensitif dan spesifik.
Intervensi sensitif berupa pelaksanaan Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT), sarana air bersih (SAB) di lima lokasi (40 KK), peningkatan mutu kualiras vaksin dengan vaccine refrigerator, penyuluhan dan pelayanan KB dan integrasi layanan primer serta penyusunan SOP tatalaksana balita dengan masalah gizi tumbuh dan kembang.
Untuk intervensi spesifik di antaranya pemeriksaan tumbuh kembang dan kondisi kesehatan balita yang jadi sasaran dan lain lain.
Baca Juga:Penerimaan PBB-P2 di Kota Sukabumi Lebihi TargetRaden Kusumo Kembali Nahkodai Karangtaruna Kota Sukabumi, SC-OC: Sudah Sesuai AD ARTÂ
Lokus penanganan kasus stunting di Kota Sukabumi pada 2023 dilaksankaan di 6 kelurahan. Kemudian pada tahun ini dilaksanakan di 12 kelurahan. Untuk tahun depan, sasarannya diperluas di 15 kelurahan. “Aksi percepatan penurunan stunting terus dilakukan,” kata Hasan.