Untuk kegiatan sensitif yakni koordinasi dan kolaborasi, jaminan kesehatan masyarakat, bantuan sosial, dan pelayanan KB pascapersalinan serta peningkatan kapasitas tim pendamping keluarga untuk pendampingan keluarga beresiko stunting.
Untuk spesifik yakni peningkatan skrining kesehatan dan anemia remaja putri, pemberian PMT berbahan lokal bagi balita gizi kurang, ibu hamil KEK, pemantauan tumbuh kembang dan tata laksana balita gizi buruk. Berikutnya pemeriksaan kehamilan, dan konsumsi TTD remaja putri, ibu hamil, dan calon pengantin.
“Kami juga meluncurkan beberapa inovasi yakni Siapdate atau Sistem Aplikasi Data Stunting Terintegrasi berupa hasil integrasi e-PPGM, pendataan keluarga, dan Sister,” terang Hasan.
Baca Juga:BNNK Sukabumi Skrining Pegawai Perusahaan GarmenDiskominfo Kota Sukabumi Raih Tiga Penghargaan pada Festival Literasi Digital Jawa Barat
Inovasi lainnya Pasti Penting yakni Pangan Lokal Sehat Bergizi Tinggi untuk Pencegahan New Stunting. Berikutnya Move on Gaess yakni inovasi cegah stunting dari hulu dengan sasaran remaja pelajar tingkat SMP dan SMA. Terakhir, Mentari Berdasi yang bekerja sama dengan Indosat untuk memudahkan TPK dalam pencatatan dan pelaporan pendampingan. (ist)