SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Sukabumi akan melanjutkan program kesiapsiagaan bencana yang sebelumnya dilaksanakan di Kecamatan Baros bersama Palang Merah Amerika Serikat (Amcross). Program itu merupakan bagian upaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman gempa bumi megathrust.
Project Manager Earthquake Readiness PMI Kota Sukabumi, Dinar Mochamad, menyampaikan dalam program kesiapsiagaan bencana tahap pertama, PMI Kota Sukabumi telah melakukan beberapa hal seperti membentuk relawan bencana serta menyusun peta risiko bencana. Adapun tujuan dari program tersebut adalah meningkatkan literasi masyarakat mengenai kebencanaan.
“PMI Kota Sukabumi sedang mengembangkan program kesiapsiagaan bencana gempa bumi yang didukung oleh Amcross dan didanai USAID. Tujuan program ini untuk meningkatkan literasi masyarakat dalam mitigasi gempa bumi. Pada tahap pertama kami sudah melakukan seperti pembentukan relawan di masyarakat, melakukan kajian kerentanan dan kapasitas wilayah, peta risiko bencana, dan menyusun SOP bersama kelurahan,” kata Dinar saat hadir menjadi narasumber padatalkshow di Radio Swara Perintis dikutip dari portal.sukabumikota.go.id, belum lama ini.
Baca Juga:Kemendagri Monev Sarpras Pilkada 2024 di SukabumiAngin Kencang Dominasi Bencana Kurun Sebulan di Sukabumi
Salah satu hal yang juga telah dilaksanakan pada program tahap pertama dan akan dilanjutkan saat ini bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Sukabumi yaitu menyosialisasikan secara luas implementasi teknik retrofitting untuk memperkuat struktur bangunan.
Pejabat Fungsional Teknik Tata Bangunan dan Perumahan DPUTR Kota Sukabumi, Rilda Kardian Sudirman, mengatakan kolaborasi pihaknya dengan PMI dalam implementasi teknik retrofitting sudah dilakukan sejak tahun 2019 melalui program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya.
“Retrofitting adalah metode atau teknik untuk melengkapi bangunan dengan memodifikasi, yaitu menambah bagian atau peralatan baru yang dianggap perlu untuk memperkuat struktur bangunan,” terang Rilda.
Dia menyampaikan, untuk memperkuat struktur bangunan agar bisa meredam getaran gempa, masyarakat bisa menggunakan teknik ferrocement dalam struktur bangunan mereka.
“Ferrocement adalah metode penguatan rumah dengan dasar penggunaan kawat anyam atau wiremesh sebagai lapisan pada dinding pasangan bata yang bisa menahan beban dinamis pada saat gempa terjadi,” pungkasnya. (ist