JL SELABINTANA,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Peran koperasi tak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai soko guru ekonomi di Indonesia, peran koperasi harus lebih dikuatkan.Termasuk di Kota Sukabumi, pemerintah daerah setempat berupaya memaksimalkan koperasi dengan menguatkan dari sisi permodalan.
Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menyoroti pentingnya pengelolaan koperasi yang kuat dan berkelanjutan sebagai bagian dari upaya meningkatkan ekonomi masyarakat. Dia menjelaskan bahwa pemerintah telah membuat kebijakan baru dengan memisahkan urusan koperasi dan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ke dalam dua kementerian berbeda.
“Langkah ini diambil agar fokus dalam pengembangan dan pemberdayaan kedua sektor ini bisa lebih terarah, sehingga dampaknya signifikan bagi ekonomi masyarakat,” ujarnya.Kusmana menekankan bahwa pengelolaan koperasi harus dilakukan secara transparan dan akuntabel. “Pengurus, pengawas, dan manajemen koperasi harus terbuka, terutama dalam sistem kerja, laporan keuangan, dan hasil pengawasan operasional koperasi,” tambahnya.
Baca Juga:Prioritaskan Pembangunan untuk Kelompok RentanWilayah Terdampak Bencana Bertambah, Berada di 112 Lokasi Tersebar di 7 Kecamatan
Dengan manajemen yang baik, diharapkan koperasi dapat tumbuh sebagai institusi yang terpercaya bagi anggotanya.Dia menjelaskan program verifikasi lapangan yang tengah dilakukan pemerintah melalui proses self-declare, bertujuan untuk mengumpulkan data dan melakukan penilaian terhadap koperasi simpan pinjam.
Program ini bertujuan mengidentifikasi apakah koperasi tergolong dalam kategori close loop atau open loop, yang berkaitan dengan jangkauan layanan koperasi tersebut. Di sisi lain, Kusmana mengakui bahwa koperasi saat ini menghadapi berbagai tantangan seperti keterbatasan sumber daya manusia, keuangan, partisipasi anggota, dan daya saing usaha.
Melalui kegiatan sosialisasi ini, Kusmana berharap para pengelola koperasi dapat meningkatkan kapasitas mereka, baik dalam keterampilan teknis (hard skills) maupun keterampilan interpersonal (soft skills) yang relevan dalam pengelolaan koperasi.
Kusmana menyampaikan harapannya agar para peserta sosialisasi dapat menyerap ilmu yang disampaikan oleh para narasumber, sehingga mampu menerapkan pengetahuan tersebut dalam praktik nyata. Menurutnya, koperasi yang sehat adalah koperasi yang memenuhi standar kualitas dari berbagai aspek, seperti permodalan, produktivitas, manajemen, likuiditas, kemandirian, dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
“Koperasi yang sehat adalah koperasi yang mampu memberikan dampak positif bagi anggotanya dan memiliki daya tahan dalam menghadapi berbagai tantangan,” tegasnya. (ist)