CITAMIANG,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Penanganan pascabencana dampak cuaca ekstrem di Kota Sukabumi terus dilakukan. Hasil pendataan BPBD setempat, wilayah terdampak bencana pun bertambah.
Hingga kemarin (7/11) pagi, wilayah terdampak bencana berada di 112 lokasi. Wilayahnya tersebar di 7 kecamatan.Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taufik, mengatakan paling banyak wilayah terdampak akibat banjir limpasan. Sisanya tanah longsor, pohon tumbang, dan bencana lainnya.
“Salah satu lokasi terdampak paling parah berada di Kelurahan Cikondang Kecamatan Citamiang. Puluhan rumah terendam banjir,” jelas Novian.
Baca Juga:PPK Lembursitu Lantik Anggota KPPSPMII Beri 'Catatan Hitam' Kinerja Kapolres Sukabumi Kota
Upaya penanganan masih dilakukan. Di sejumlah lokasi penanganan sudah dilaksanakan dengan maksimal.BPBD dan TNI juga sudah membuat posko darurat penanganan pascabanjir di area Taman Cikondang Kecamatan Citamiang. Posko didirikan untuk mengantisipasi warga yang sementara waktu tak bisa tinggal di rumahnya akibat banjir serta pemeriksaan kesehatan untuk para penyintas.
“Penanganan kami utamakan dulu di lokasi-lokasi yang vital. Khususnya mengevakuasi warga,” terangnya.
Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji saat memantau langsung ke lokasi terdampak bencana di Kampung Cikondang pada Selasa malam menuturkan, Pemkot Sukabumi saat ini tengah fokus pada penanganan pascabencana di sejumlah titik.“Karena curah hujannya begitu deras, laporan dari PSDA Jabar memang sungainya mengecil dan air membesar. Ada beberapa rumah yang harus diperbaiki di kemudian hari karena memang sudah memakai lahan aliran sungai,” kata Kusmana.
Aparat RW sudah antisipatif dan juga respons. Warga lainnya yang tak terdampak menyediakan tempatnya untuk sementara mengungsi bagi warga yang terdampak.
Keberadaan sungai-sungai besar yang melintasi Kota Sukabumi, seperti Sungai Cimandiri, Cisuda, Cipelang, serta sungai lainnya harus terus dijaga ekosistemnya. Kusmana juga menyoroti tentang tata ruang Kota Sukabumi agar lebih memperhatikan mitigasi bencana.
“Kita juga terus kaji tata ruangnya, mengevaluasi, dan identifikasi apa penyebabnya. Kalau di Cikondang, saya lihat langsung memang aliran sungainya mengecil sedangkan debit air membesar. Kita juga mengajak, mudah-mudahan ke depan RW dan warga untuk membersihkan aliran sungai. Jangan sampai ada bangunan-bangunan di atasnya,” kata Kusmana. (ist)