JL BHAYANGKARA,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Pj Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meninjau lokasi longsor di komplek Pondok Pesantren Darussyifa Al-Fithroh Yaspida di Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi. Akibat kejadian itu, empat orang santri meninggal dunia dan lima orang lainnya mengalami luka.
Pada kunjungannya Jumat (15/11), Bey didampingi Pj Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji serta unsur Forkopimda. Bey menyambangi lima orang santri yang mendapat perawatan di RS Secapa Polri Kota Sukabumi.
Bey menyampaikan duka cita yang mendalam kepada keluarga korban dan memberikan semangat kepada para korban yang masih dirawat. Dia juga mengingatkan pentingnya pemulihan kesehatan bagi mereka agar segera pulih.
Baca Juga:Komeng "Uhuy" Ajak Warga Kota Sukabumi Coblos Fahmi-DidaKerugian Bencana Capai Rp1,7 Miliar, Terjadi Selama Oktober di Kabupaten Sukabumi
Selain itu, Bey menekankan bahwa Pemprov Jawa Barat mendukung usulan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi untuk membentuk ‘Santri Siaga Bencana’ di pondok pesantren-pesantren di wilayah Jawa Barat.
Langkah ini dianggap penting sebagai upaya mitigasi bencana mengingat prediksi cuaca ekstrem yang akan berlangsung hingga Februari 2025. Saat ini, terdapat 12.121 pondok pesantren di Jawa Barat yang tersebar di berbagai pelosok, sehingga pembentukan sistem siaga bencana ini dianggap vital untuk menjaga keselamatan santri.
Bey menjelaskan bahwa koordinasi antarpemangku kepentingan, termasuk BPBD, Kementerian Agama, dan OPD setempat, akan segera dilaksanakan.
“Para pimpinan pondok pesantren diharapkan membentuk tim kesiapsiagaan bencana di setiap asrama atau kobong. Dengan adanya koordinator yang siap mengingatkan dan memberi arahan saat terjadi bencana, diharapkan dapat mencegah terulangnya peristiwa yang sama di masa depan,” ujarnya.
Menanggapi penanganan pascabencana, dia mengapresiasi terhadap upaya yang telah dilakukan. Namun masih ada beberapa titik longsor yang memerlukan perbaikan, terutama di area kolam dan titik longsor yang sulit diakses. Pemerintah daerah akan menggunakan alat berat untuk mempercepat penyelesaian di dua titik longsor lainnya.
Bey juga mengingatkan bahwa prediksi cuaca ekstrem dari BMKG akan berlangsung hingga bulan April 2025. Oleh karena itu, Pemprov Jawa Barat sudah menyiapkan anggaran darurat untuk masa siaga bencana hingga Mei 2025. Selain itu, pemerintah juga meningkatkan koordinasi untuk memastikan pelaksanaan Pilkada serentak pada 2024 tidak terganggu oleh dampak bencana.