JL BAKSIR,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Pascabanjir bandang beberapa waktu lalu, berbagai elemen di Kota Sukabumi masih mengkaji penyebabnya. Sebab, biasanya banjir yang selama ini terjadi di wilayah itu sifatnya genangan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Asep Irawan, mengaku tidak habis pikir di Kota Sukabumi bisa mengalami banjir cukup dahsyat. Sebab, limpasan air merendam hampir semua wilayah di Kota Sukabumi.
“Lima tahun lalu ada penelitian soal itu. Aneh sekali kena banjir karena wilayah Sukabumi konturnya miring. Paling yang terjadi itu hanya berupa genangan dan bukan banjir yang akan hilang sekitar hitungan dua jam,” kata Asep kepada wartawan, belum lama ini.
Baca Juga:Ketua Komisi IV DPRD Sikapi Serius Soal Pengangguran di Kawasan IndustriHKN Tingkat Kabupaten Sukabumi Dimeriahkan Gerak Jalan Santai
Problemnya, kata Asep, terletak pada aliran saat air itu mengalir dari hulu ke hilir. Dengan kata lain, air yang mengalir dari hulu ke hilir itu masuk ke selokan-selokan yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dorongan air yang jauh lebih besar.
“Saluran air yang ada hari ini telah mengalami perubahan-perubahan. Baik berupa penyempitan-penyempitan lalu ada ada rumah di atas dan segala macam. Nah, ke depan hal ini yang harus cepat diperbaiki agar kejadian serupa tidak terulang lagi,” tegasnya.
Dia menambahkan, hal tersebut fenomena yang kerap terjadi di awal musim hujan. Pada musim kemarau tak sedikit masyarakat yang membuang sampah secara sembarang ke selokan. Akibatnya, material-material itu menumpuk.
“Maka pada saat musim hujan turun meterial sampah seperti kasur, kursi, dan lainnya terdorong sehingga membuat air sungai meluap dan terjadi banjir,” ujarnya.
Masalah lain yang menjadi penyebab banjir adalah banyaknya alih fungsi lahan menjadi perumahan sehingga air sulit diserap oleh pepohonan dan tidak mengalirkan air ke selokan-selokan. Sehingga debit air dari hulu datang makin besar.
“Terkait persoalannya tata kelola air akan dirumuskan bersama agar dibagian hulu tidak terlalu digunakan untuk kegiatan tata guna lahan. Supaya air lebih banyak diserap oleh tanah dan yang dialirkan ke selokan-selokan,” ujarnya.