Menaruh Asa Usai Bencana, Tingkat Kunjungan ke Palabuahnratu Diyakini akan Rama

Ist
PRIMADONA: Kawasan Pantai Karanghawu di pesisir selatan Kabupaten Sukabumi diyakini masih menjadi primadona tempat wisata bagi kalangan wisatawan saat libur Natal dan Tahun Baru. FOTO : EDO SUPRIADI/SUKABUMI EKSPRES
0 Komentar

PALABUHANRATU,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Berbagai objek wisata alam di Kabupaten Sukabumi kerap menjadi incaran wisatawan berlibur pada setiap akhir pekan maupun libur nasional. Termasuk saat ini menjelang libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

Namun, kondisi cuaca cukup menjadi kendala. Pasalnya, hampir seluruh kecamatan di wilayah terluas kedua se-Jawa dan Bali itu diterjang bencana hidrometeorologi basah akibat dampak cuaca ekstrem.

Camat Palabuhanratu Deni Yudono meyakini, pascabencana wilayahnya akan banyak dikunjungi wisatawan. Dia pun memastikan berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga kelancaran dan keselamatan para wisatawan yang berkunjung, khususnya menjelang libur Nataru.

Baca Juga:Warga Mekarjaya Sukabumi Gotongroyong Perbaiki Jembatan Rusak Pasca BencanaWarga Sukabumi Diminta Hati-hati Melintas Jalan di Kawasan Cagar Alam Jayanti

“Alhamdulillah, Kecamatan Palabuhanratu sudah masuk masa transisi kebencanaan. Palabuhanratu khususnya sudah keluar dari tanggap darurat. Untuk persiapan Nataru, kami bersama Dinas Pariwisata (Dispar) dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) telah melakukan rapat dan membentuk pos-pos pengamanan,” ujar Deni, kemarin (22/12).

Deni menjelaskan sektor pariwisata tetap berjalan meskipun usai diterjang bencana. Namun, kata dia, ada beberapa tempat yang untuk sementara tidak boleh dikunjungi demi keselamatan pengunjung.

Adapun langkah tersebut diambil sebagai bentuk antisipasi terhadap potensi bencana mengingat curah hujan yang masih tinggi berdasarkan prediksi BMKG hingga pertengahan Februari 2025.

“Kami tidak bisa menjamin Palabuhanratu sepenuhnya aman. Tetapi upaya pencegahan terus dilakukan, terutama di jalur-jalur wisata. Kami mengimbau wisatawan untuk tetap waspada dan mematuhi arahan petugas,” jelasnya.

Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kerusakan infrastruktur akibat cuaca ekstrem. Sebagai contoh, jalan amblas di daerah Panyawelan Desa Jayanti menjadi perhatian serius. “Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas PUPR. Upaya perbaikan akan segera dilakukan dalam waktu dua hari,” pungkasnya. (mg3)

0 Komentar