Ketua DPD RI Minta Sumbangan Masyarakat untuk Program Makan Bergizi Gratis: DNA Indonesia Kan Dermawan

Program Makan Bergizi Gratis
ANTARA/Rio Feisal
0 Komentar

Sebelumnya, Sultan mengusulkan agar pemerintah memberikan peluang kepada masyarakat untuk mendanai program MBG melalui zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Ia menjelaskan bahwa selama ini kalangan menengah atas sudah terbiasa memberikan bantuan makanan kepada anak-anak sekolah.

Sultan yakin masyarakat memiliki semangat gotong royong dan ingin turut berkontribusi secara langsung dalam mendukung pendanaan program MBG.

“Bagi kami, dalam program MBG terkandung misi kemanusiaan yang universal. Bagi sebagian besar anak-anak Indonesia di daerah, program MBG menjadi kebutuhan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan mereka,” ujar Sultan melalui keterangan resmi pada Sabtu, 11 Januari 2025.

Baca Juga:7 Rekomendasi Mic Wireless TNW Murah Pilihan Terbaik Pada 2025Pilih BPJS Atau Asuransi Pribadi? Kenali Kelebihan dan Kekurangan Keduanya

Ia mendorong pemerintah untuk mengoptimalkan potensi zakat yang besar melalui lembaga-lembaga ZIS, terutama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Selain itu, ia menekankan bahwa banyak organisasi kemasyarakatan dan ormas keagamaan yang dapat dilibatkan dalam mendukung pendanaan program MBG.

“Kami percaya masyarakat juga organisasi kemasyarakatan khususnya ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU akan menyambut baik dan mendukung penuh inovasi pembiayaan yang kami usulkan ini,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf, mengusulkan agar dana infak dan sedekah yang dikelola oleh berbagai lembaga zakat, infak, dan sedekah dapat dimanfaatkan untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG) yang menjadi salah satu inisiatif pemerintahan Prabowo Subianto.

“Sebetulnya NU sendiri, Lazis NU sendiri, sekarang sedang kami minta untuk mengembangkan program-program pemanfaatan dana-dana infak dan sedekah itu untuk program-program yang kurang lebih tujuannya sama, program-program peningkatan gizi makanan untuk siswa,” kata Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta, Senin (13/1).

Gus Yahya memberikan contoh bahwa dana infak dan sedekah dapat dimanfaatkan untuk menambahkan menu dalam program makan bergizi gratis. Misalnya, dengan menyediakan susu atau telur sebagai tambahan bagi para siswa, yang saat ini belum termasuk dalam menu program tersebut.

“Mungkin tambahan misalnya bubur kacang hijau, tambahan gizi seperti itu ini sangat memungkinkan,” kata dia.

Di sisi lain, Gus Yahya menyatakan bahwa dana infak dan sedekah lebih fleksibel untuk mendukung program makan bergizi gratis dibandingkan dana zakat. Menurutnya, jika dana zakat digunakan untuk program tersebut, tidak semua penerima manfaat dapat memenuhi kriteria penerima zakat.

0 Komentar