Sejarah iPhone Bisa Menjadi Gengsi Tersendiri Bagi Masyarakat Indonesia, Sampai Rela Banyak Utang

iPhone Bisa jadi Tersendiri Bagi Masyarakat Indonesia
RJ
0 Komentar

Apalagi, kalian pasti tahu bahwa harga iPhone cenderung turun dengan sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh perilisan model terbaru setiap tahun, yang membuat model sebelumnya terlihat usang. Kondisi ini sering kali memunculkan perasaan “tidak pernah cukup” bagi sebagian orang dalam upaya memenuhi standar gengsi mereka.

Faktanya, orang pertama di Indonesia yang membeli iPhone 15 Pro Max ternyata memiliki banyak utang yang belum dilunasi. Alih-alih melunasi utang-utangnya, ia justru lebih memilih membeli iPhone terbaru.

Memang, ketika seseorang menggunakan iPhone, mereka sering terlihat sukses, kaya, bahagia, dan sejahtera. Namun, di balik tampilan yang memukau itu, banyak dari mereka yang sebenarnya hidupnya berantakan.

Baca Juga:10 Aplikasi Terbaik untuk Kamu Instal di iPhone, Pilihan Menarik Tahun 20257 Rekomendasi Ponsel RAM 12 GB Tergahar 2025

Masalah ini bukan hanya terbatas pada aspek finansial. Hubungan pertemanan dan keluarga juga kerap menjadi korban. Banyak orang rela melakukan apa saja, termasuk merugikan orang lain, demi memenuhi standar sosial yang tidak rasional ini.

Sebagai contoh, ada seseorang yang beberapa kali ditelepon oleh pihak pinjaman online ilegal untuk menagih utang temannya yang kabur akibat terlilit utang. Temannya tersebut dulunya dikenal sebagai orang yang menggunakan barang-barang eksklusif, seperti iPhone terbaru dan MacBook Pro.

Ketika melihat semua barang mewah itu, orang-orang mungkin berpikir bahwa ia telah sukses secara finansial. Namun, kenyataan akhirnya terungkap: ia memiliki utang dalam jumlah besar, tidak hanya pada pinjaman online legal dan ilegal, tetapi juga kepada teman-temannya.

Parahnya, ia kabur tanpa melunasi utang-utangnya. Akibatnya, keluarganya harus menanggung beban utangnya, hubungan pertemanannya hancur, dan nama baiknya tercemar. Semua itu hanya demi mengikuti gengsi yang akhirnya menghancurkan kehidupannya sendiri.

Ironisnya, banyak masyarakat kita yang masih beranggapan bahwa kekayaan hanya diukur dari hal-hal yang tampak, seperti rumah mewah, mobil mahal, atau kepemilikan iPhone. Mereka juga cenderung memperlakukan orang yang terlihat kaya dengan lebih baik dibandingkan dengan mereka yang tidak terlihat kaya.

Jangan Ikuti Standar Sosial Jika Tidak Bermanfaat

Kalian pasti pernah mendengar, atau bahkan mengalami sendiri, situasi ketika masuk ke sebuah pusat perbelanjaan atau restoran, perlakuan staf terhadap orang-orang yang terlihat kaya dan mereka yang terlihat biasa saja terasa berbeda. Mereka yang tampak kaya sering diperlakukan dengan lebih ramah, lebih sopan, dan lebih nyaman secara keseluruhan.

0 Komentar