SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Petani di Kabupaten Sukabumi resah bertepatan musim panen padi. Pasalnya, harga gabah di tingkat petani saat ini anjlok hingga mencapai Rp5 ribu per kilogram.
Harganya jauh di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp6.500 per kilogram. Mereka pun terpaksa menjual hasil panen ke tengkulak dengan harga murah.
Jujum misalnya, petani di Desa/Kecamatan Sukaraja, mengaku menjual murah gabah ke tengkulak dengan harga Rp5 ribu per kg. Dia terdesak berbagai kebutuhan seperti biaya operasional dan lainnya.
Baca Juga:Antisipasi Bentrok Antar Ormas, Polsek Sukabumi Lakukan PatroliSatlantas Polres Sukabumi Sambangi Pelajar SMP untuk Beri Penyuluhan
“Tidak ada pilihan lain karena modal kami juga terbatas. Belum lagi punya utang,” kata Jujum kepada wartawan, belum lama ini.
Lahan sawah garapan Jujum seluas 172,2 hektare. Butuh biaya operasional yang cukup besar, seperti pembelian benih, pupuk, pestisida, dan lainnya.
Sajati, petani lainnya di Desa Limbangan Kecamatan Sukaraja, juga mengeluh kondisi harga gabah saat ini. Turunnya harga gabah kemungkinan karena terjadi penurunan kualitas akibat tingginya curah hujan. “Harga gabah sekarang hanya Rp5 ribu per kilogram. Padahal biasanya Rp6.500 per kg. Kualitas gabah menurun karena terus menerus turun hujan,” ungkapnya.
Dia berharap Bulog bisa turun tangan membantu para petani. Sebab, gabah yang dibeli Bulog dipastikan akan sesuai HPP sebesar Rp6.500 per kg. “Kami butuh dukungan agar gabah dihargai lebih layak,” pungkas Sajati yang menggarap sekitar 70 hektare lahan sawah.
Sedangkan Ade Suhendar, petani di Desa Pasirhalang Kecamatan Sukaraja, mengaku harga gabah saat ini ditentukan tengkulak. Dia menjual gabah seharga Rp5.100 per kg. “Padahal, harganya sangat jauh dari sebelumnya. Harganya ditentukan tengkulak,” tegasnya. (ist)