Namun, dari sudut pandang religius, kisah kehancuran kaum Thamud di kedua kota ini menjadi peringatan tentang pentingnya ketaatan kepada perintah ilahi.
Kini, meski narasi religius tentang kutukan masih melekat, Al Ula dan Mada’in Saleh telah berubah menjadi destinasi wisata yang menarik pengunjung dari seluruh dunia.
Tentunya seiring berjalannya waktu perkembangan modern yang tetap menghormati nilai sejarah dan agama, kedua kota yang dianggap terkutuk di Arab ini tidak hanya menjadi saksi bisu masa lalu, tetapi juga simbol transformasi Arab Saudi menuju masa depan yang lebih terbuka dan inklusif.*