Saya merasa, menggunakan Avanza dari generasi pertama hingga generasi kedua tidak menawarkan pengalaman yang jauh berbeda. Kecuali untuk generasi ketiga, rasanya semua Avanza hampir sama, sehingga muncul rasa bosan.
Apakah hanya saya yang merasa demikian? Ketika saya menanyakan hal ini kepada beberapa orang lain, ternyata mereka juga merasakan hal yang sama. Tidak ada perubahan yang signifikan antara Avanza generasi pertama dan kedua.
Bahkan, jika Anda naik Avanza dengan mata tertutup di kursi belakang, sulit membedakan antara Avanza tahun 2005 dengan Grand Avanza keluaran 2016—pengalamannya benar-benar serupa.
Baca Juga:Pendaftaran Beasiswa LPDP 2025 Resmi Dibuka! Ini Persyaratannya6 Rekomendasi Kamera Mirrorless untuk Pemula Pada 2025
Kondisi ini membuat banyak orang menginginkan sesuatu yang baru. Apalagi dengan persaingan dari mobil-mobil asal Tiongkok dan Korea yang kini semakin meramaikan pasar.
Walaupun mobil-mobil Tiongkok dan Korea belum menjadi mobil paling laris selama beberapa tahun terakhir, mereka mampu memecah dominasi pasar yang ada. Dengan dinamika pasar otomotif Indonesia yang semakin ramai, tampaknya tidak akan ada lagi mobil yang mampu mendominasi seperti Avanza di masanya.
Avanza telah menjadi mobil paling laris di Indonesia selama 20 tahun terakhir, dan rekor tersebut mungkin sulit untuk dipecahkan. Meski kini tidak lagi menduduki posisi nomor satu, Avanza tetap bertahan di lima besar mobil terlaris di Indonesia.
Walaupun sebagian orang merasa jenuh dengan Avanza, mobil ini masih sulit tergantikan. Sebagai mobil kelas menengah yang layak dibeli, Avanza tetap menjadi pilihan utama bagi banyak keluarga di Indonesia.