Feminisme Saat Ini Dianggap Toksik? Inilah Sejarah Kebangkitan Emansipasi Wanita di Seluruh Dunia

Feminisme Saat Ini Dianggap Toksik
Ilustrasi: Unsplash
0 Komentar

Gelombang feminisme kedua memiliki tujuan dan cita-cita yang jauh lebih besar dibandingkan gelombang pertama. Salah satu semboyan yang terkenal dari gelombang ini adalah, “One is not born, but rather becomes a woman” (Seseorang tidak dilahirkan sebagai perempuan, melainkan menjadi perempuan).

Melalui semboyan ini, Beauvoir berusaha merumuskan apakah perempuan itu ditentukan oleh perangkat biologisnya atau oleh atribut-atribut budaya dan sosial yang dilekatkan padanya.

Faktor biologis memang menjadi dasar pengklasifikasian seseorang sebagai perempuan. Namun, dalam pandangan Beauvoir, hegemoni maskulinitas memaksa perempuan untuk membatasi dirinya.

Baca Juga:Mengulas Fenomena Koin Jagat Sebagai Gambaran Keadaan Ekonomi Masyarakat IndonesiaPendaftaran Beasiswa LPDP 2025 Resmi Dibuka! Ini Persyaratannya

Seorang anak perempuan yang lahir dengan mimpi besar seperti menjadi astronot, presiden, atau seniman, perlahan-lahan diarahkan untuk membatasi perannya hanya sebagai seorang ibu, istri, dan penjaga rumah tangga.

Simone de Beauvoir juga menjadi salah satu tokoh yang mempopulerkan istilah independent woman atau perempuan independen. Perempuan independen adalah perempuan yang mampu menjadi subjek atas hidupnya sendiri, bukan sekadar menjadi pendukung atau bayangan dari laki-laki.

Perempuan independen tidak berarti berhenti menjadi seorang ibu yang merawat anak atau istri yang mengurus rumah tangga. Makna independensi adalah perempuan tidak menyandarkan arti hidupnya pada struktur yang dibuat oleh laki-laki, yang oleh Beauvoir disebut sebagai bentuk “masokisme terkait superioritas.”

Penting untuk memahami perbedaan antara independensi dan superioritas. Jika seseorang mendedikasikan hidupnya untuk membuktikan bahwa perempuan lebih baik daripada laki-laki, itu bukanlah emansipasi, melainkan superioritas. Dalam hal ini, yang lebih diperlukan adalah refleksi diri, bukan sekadar perjuangan untuk kesetaraan.

Secara keseluruhan, gelombang feminisme kedua, yang juga dikenal sebagai women’s liberation movement, memiliki cakupan yang luas. Isu-isu yang diperjuangkan mencakup pendidikan untuk perempuan, kesetaraan upah, hak kepemilikan alat produksi, hingga isu terkait homoseksualitas. Gelombang ini menandai langkah besar dalam upaya mencapai kesetaraan yang lebih mendalam dan mendasar.

Pada tahun 1991, seorang calon Hakim Agung Amerika Serikat, Clarence Thomas, diduga melakukan pelecehan terhadap seorang perempuan Afrika-Amerika bernama Anita Hill.

Meskipun Anita Hill memberikan kesaksian atas kejadian tersebut, Thomas tetap dikukuhkan sebagai Hakim Agung. Namun, keberanian Anita Hill dalam mengutarakan suaranya telah menginspirasi banyak perempuan lain untuk lebih berani berbicara di hadapan khalayak umum.

0 Komentar