4. Kurangi Ketergantungan pada Validasi Orang Lain
Salah satu alasan utama menjadi “people pleaser” adalah keinginan untuk mendapatkan validasi dan penerimaan. Anda mungkin merasa dihargai hanya jika orang lain puas dengan apa yang Anda lakukan.
Cobalah fokus pada kebahagiaan dan pencapaian pribadi. Hargai diri Anda tanpa perlu pengakuan dari orang lain.
Buat daftar hal-hal positif tentang dirimu, seperti kelebihan, pencapaian, atau momen yang membuatmu bangga.
Baca Juga:Kesehatan Mental Generasi Z Tantangan dan Solusi di Era DigitalMindfulness di Era Digital Menjaga Kesehatan Mental di Dunia Online
Semakin kamu percaya diri dan tidak bergantung pada pendapat orang lain, semakin kecil dorongan untuk menjadi “people pleaser.”
5. Prioritaskan Diri Sendiri
Hidup bukan hanya tentang memenuhi ekspektasi orang lain. Mulailah memprioritaskan kebutuhan fisik dan emosionalmu.
Luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang kamu sukai, seperti olahraga, meditasi, atau sekadar menikmati hobi.
Jika kamu merasa kelelahan karena selalu memikirkan orang lain, ingatlah bahwa kamu juga berhak untuk beristirahat dan mengatakan “cukup.”
Ketika kamu menjaga kesejahteraan diri, kamu akan lebih mampu membantu orang lain dengan cara yang lebih sehat dan tulus.
Mengapa Berhenti Menjadi “People Pleaser” Itu Penting?
Menghentikan kebiasaan ini bukan berarti kamu menjadi egois. Sebaliknya, ini adalah langkah untuk hidup lebih autentik dan bahagia. Dengan tidak selalu berusaha menyenangkan orang lain, kamu dapat:
- Memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk diri sendiri.
- Mengurangi stres dan tekanan emosional.
- Menjalin hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai.
- Menjadi “people pleaser” tidak akan membuat semua orang bahagia, tetapi bisa membuat Anda kehilangan jati diri.
Berhenti menjadi “people pleaser” memang membutuhkan waktu dan usaha. Namun, dengan refleksi diri, keberanian untuk menetapkan batasan, dan fokus pada kesejahteraan diri, kamu dapat melakukannya.
Baca Juga:
Jadikan 2025 sebagai tahun di mana kamu mulai hidup untuk diri sendiri, bukan untuk ekspektasi orang lain.
Ingatlah, menyenangkan orang lain itu baik, tetapi jangan sampai kebiasaan ini mengorbankan kebahagiaan dan kesehatan mental mu.