Di awal akselerasi, Aerox mampu mengungguli NMax berkat rasio power-to-weight yang lebih baik. Namun, pada akhirnya Aerox kalah dalam tes tersebut. Hal ini membuktikan bahwa akselerasi awal Aerox lebih baik karena bobotnya yang lebih ringan, meskipun pada kecepatan tinggi NMax mulai mendominasi.
2. Mengandalkan Desain Sporty
Sayangnya, banyak yang mengkritik Aerox hanya karena desainnya yang sporty, sehingga ekspektasi terhadap performanya sering disamakan dengan motor sport. Padahal, ini adalah pemahaman yang keliru. Aerox adalah motor matik dengan transmisi CVT, sedangkan motor sport menggunakan kopling manual.
Salah satu bekerja dengan cara “ngeden,” sementara yang lain “nyeruntul.” Dengan perbedaan seperti ini, jelas bahwa keduanya tidak bisa dibandingkan karena memang berada di kelas yang berbeda.
Baca Juga:Review Spesifikasi Samsung Galaxy S25 Plus Hadirkan Chipset Snapdragon 8 Elite Super KencangMenteri Satryo Diduga Sering Kasar pada Pegawai dan Bawa Keluarga, Segini Harta Kekayaannya
Selain itu, kritik lain yang sering muncul pada Aerox generasi pertama adalah soal rem belakang yang masih menggunakan tromol. Banyak yang mempertanyakan hal ini, mengingat harga motor yang cukup mahal dan desainnya yang sporty.
3. Penggunaan Rem Tromol
Banyak yang beranggapan bahwa penggunaan rem tromol di motor seperti Aerox tidak masuk akal. Apalagi, alasan yang diberikan Yamaha terkait keputusan ini adalah untuk mengejar rasio power-to-weight. Namun, banyak yang berspekulasi bahwa keputusan ini lebih disebabkan oleh upaya menekan biaya produksi daripada alasan performa semata.
Selain itu, kelistrikan Aerox juga kerap mendapat kritik, seperti masalah kode 12 akibat soket yang gosong, aki yang sering tekor, hingga CCU (Communication Control Unit) yang bermasalah. Ditambah lagi, fitur Y-Connect dianggap kurang bermanfaat oleh beberapa pengguna. Dalam beberapa aspek tersebut, wajar jika motor ini mendapatkan kritik.
Pada Aerox generasi pertama, berbagai masalah tersebut sudah cukup dikenal, dan yang paling banyak disoroti adalah penggunaan rem belakang tromol. Namun, ketika Yamaha memperbaiki berbagai kekurangan di Aerox pertama dengan meluncurkan Aerox Alpha, banyak yang mengira motor ini tidak akan lagi menerima kritik. Nyatanya, kritik tetap bermunculan.
4. Desain Lampu Depan
Salah satu kritik pertama yang muncul pada Aerox Alpha adalah desain lampu depannya, yang disebut mirip dengan Honda CBR, Honda Vario generasi lama, dan motor lainnya. Selain itu, desain sayapnya juga dianggap menyerupai fairing motor Honda CBR.