Kisah dan Bentuk Fisik Buraq, Hewan Misterius Tunggangan Nabi Muhammad SAW Saat Peristiwa Isra Mi'raj

Kisah Buraq Isra Miraj
Ilustrasi Buraq-Istimewa
0 Komentar

Ketika sampai di Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad SAW mengikat Buraq di suatu tempat tambatan. Tempat tambatan Buraq ini kini menjadi tembok ratapan yang digunakan oleh orang-orang Yahudi untuk beribadah.

Ketika Nabi Muhammad SAW memasuki Masjidil Aqsa, beliau melihat bahwa di dalam masjid tersebut penuh dengan para nabi sebelum beliau. Ruh-ruh para nabi itu melesat dari segala penjuru dan berkumpul di Masjidil Aqsa.

Perkumpulan besar para nabi ini terjadi untuk meneruskan estafet dakwah kepada Nabi Muhammad SAW, karena zaman mereka telah berlalu dengan kematian mereka. Peristiwa ini disebut Isra.

Baca Juga:20 Pantangan Saat Perayaan Imlek 2025, Bila Dilakukan Akan Mengundang Kesialan10 Rekomendasi Mouse Wireless Terbaik 2025, Gamer Wajib Punya

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW melanjutkan perjalanan ke langit ketujuh menuju Sidratul Muntaha. Menurut beberapa surah dalam Al-Qur’an, Sidratul Muntaha adalah ujung dari alam semesta, tempat yang tidak bisa dimasuki oleh siapa pun, termasuk Malaikat Jibril.

Namun, atas izin Allah, Nabi Muhammad SAW menjadi satu-satunya manusia yang dapat memasuki dan melihatnya secara langsung. Peristiwa ini disebut Mi’raj. Kedua perjalanan ini, Isra dan Mi’raj, merupakan peristiwa yang luar biasa dalam sejarah Nabi Muhammad SAW.

Kisah lain tentang Buraq diceritakan dalam kitab Tanbihul Ghafillim karya Imam Abu Laits As-Samaraqandi, seorang ulama dari wilayah Uzbekistan. Dikisahkan bahwa pada malam 27 Rajab, Malaikat Jibril dan Izroil mendapat perintah dari Allah SWT untuk bertasbih dan tidak mencabut nyawa pada malam itu.

Jibril bertanya, “Ya Allah, apakah kiamat telah tiba?” Allah Ta’ala menjawab, “Tidak, wahai Jibril. Pergilah ke surga, ambillah Buraq, dan temui Nabi Muhammad SAW dengan Buraq itu.”

Jibril pun berangkat, dan ia melihat 40.000 Buraq sedang bersenang-senang di taman surga. Di wajah masing-masing Buraq terdapat nama Muhammad SAW. Di antara 40.000 Buraq itu, Jibril melihat seekor Buraq yang sedang menangis, dengan air mata yang bercucuran. Jibril mendekatinya dan bertanya, “Mengapa engkau menangis, wahai Buraq?”

Buraq itu menjawab, “Ya Jibril, aku telah mendengar nama Muhammad sejak 40 tahun yang lalu. Nama itu telah tertanam dalam hatiku, dan aku sangat merindukannya sehingga aku tidak mau makan dan minum lagi. Aku merasa seolah-olah dibakar oleh api kerinduan.”

0 Komentar