Banyak orang melakukan kesalahan dalam perhitungan KPR dengan hanya mempertimbangkan suku bunga tetap (fixed rate) tanpa memperhitungkan kenaikan saat memasuki periode suku bunga mengambang (floating rate). Akibatnya, ketika cicilan meningkat, mereka tidak mampu membayarnya. Hal ini sering terjadi, bahkan di lingkungan sekitar kami sendiri.
3. Menyewa Rumah Terlebih Dahulu
Kami ingin menekankan bahwa menyewa rumah (kontrak) bukanlah sesuatu yang buruk, jadi tidak perlu merasa gengsi. Jika perhitungan cicilan KPR belum sesuai dengan kondisi keuangan, lebih baik menyewa terlebih dahulu.
Misalnya, jika cicilan rumah yang diincar masih mencapai 70% dari pendapatan, sebaiknya menunda pengambilan KPR hingga kondisi finansial lebih stabil dan pendapatan meningkat. Jika dipaksakan sejak awal, keuangan bisa menjadi sangat terbebani, sehingga hanya tersisa sedikit dana untuk kebutuhan lainnya.
Baca Juga:Sambut Imlek 2025 Ini Ramalan Tahun Ular Kayu, Shio Kamu Akan Beruntung?5 Alasan Orang Mau Spill Aib Pribadi di Media Sosial, Jadi Fenomena Meresahkan
4. Tambah Ilmu Sebanyak-Banyaknya Terlebih Dahulu
Menurut kami, masa muda adalah waktu terbaik untuk mengambil risiko, terutama bagi yang belum menikah. Jika mengalami kegagalan, masih ada banyak alternatif, seperti kembali tinggal bersama orang tua atau berhemat dalam pengeluaran. Ini adalah periode di mana seharusnya kita berani mengeksplorasi berbagai peluang yang dapat meningkatkan kualitas hidup.
Namun, jika sejak awal sudah terikat cicilan KPR, maka setiap bulan harus memikirkan cara untuk membayarnya, yang pada akhirnya membatasi ruang gerak finansial. Misalnya, seseorang ingin memulai bisnis dengan modal Rp50 juta, tetapi di saat yang sama harus membayar cicilan KPR.
Kondisi ini tentu berbeda dengan seseorang yang tidak memiliki beban utang dan bisa mengalokasikan seluruh modalnya untuk bisnis. Dengan kata lain, opportunity cost dari mengambil KPR terlalu dini sangatlah besar, karena sebagian besar pendapatan justru habis untuk membayar cicilan, padahal dana tersebut bisa digunakan untuk investasi yang lebih produktif.
Kita juga bisa mengikuti workshop untuk menambah ilmu. Dengan bertambahnya pengetahuan, tentu kita memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan pendapatan.
Jika kita berkarier di suatu bidang dan terus memperdalam ilmu di bidang tersebut, maka peluang untuk naik ke jenjang karier yang lebih tinggi akan semakin besar. Begitu pula jika ingin berbisnis—mempelajari ilmu bisnis akan memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kesuksesan usaha yang dijalankan.