Fadli menjelaskan, pada masa penjajahan Jepang, kedua tokoh proklamator ini sebelumnya diasingkan ke Boven Digoel dan Banda Neira sebelum akhirnya dipindahkan ke Sukabumi. Menurutnya, museum ini bisa menjadi bagian dari rangkaian sejarah perjuangan kemerdekaan, sebagaimana situs pengasingan Bung Karno di Bengkulu.
Ia juga menyoroti pentingnya pemugaran bangunan dengan tetap mempertahankan keasliannya serta penyusunan narasi sejarah yang kuat melalui kajian akademis.
Kementerian Kebudayaan akan berkoordinasi dengan Balai Kebudayaan Jawa Barat, para sejarawan, dan pimpinan Polri untuk mewujudkan rencana ini.
Baca Juga:Pj Walkot Sukabumi Belum Terima Undangan Pelantikan Kepala Daerah TerpilihIstri Dipaksa Suami Siri Aborsi, Disuruh Minum Jamu Penggugur Janin di Sukabumi
“Kami ingin tempat ini tidak hanya menjadi destinasi wisata sejarah, tetapi juga pusat edukasi bagi generasi muda. Perlu ada rekonstruksi interior, termasuk replika perabotan asli agar nuansa sejarah tetap terjaga,” tambahnya.
Kepala Setukpa Brigjen Pol Dirin menyambut baik gagasan ini dan menyatakan kesiapan untuk berkoordinasi dengan instansi terkait dalam pengadaan replika barang bersejarah. “Kami merasa terhormat dengan kunjungan Menteri Kebudayaan. Semoga setelah ini, program revitalisasi rumah pengasingan Bung Hatta dan Bung Sjahrir dapat segera terealisasi,” ungkapnya. (mg5)