Selama mampu memperbaiki diri, mereka akan baik-baik saja. Meski semua orang tahu Yoichi Isagi menjadi pusat tim Bastard Munchen, tak ada pemain berjuang demi dia karena semua percaya merekalah protagonisnya.
Intinya, kehadiran pemain muda berusia 17 tahun tersebut membuat ego mereka terkuak. Fenomena inilah yang menjadi kekuatan Munchen.
Kekalahan dari Rin, Pembelajaran bagi Isagi
Setelah itu cerita beralih ke momen di mana Isagi menganalisis pertumbuhan Michael Kaiser. Dia gagal membaca kebangkitan Rin, selagi penyerang berkemampuan Predator Eye itu maksimal menggunakan kemampuannya dan beradaptasi lebih cepat dari siapapun untuk mengalahkan Rin.
Baca Juga:Liverpool Ungkap Kolaborasi Terbaru dengan Blue Lock, Vibes Yoichi Isagi Dkk di AnfieldMendadak Muncul di Akhir Spoiler Blue Lock Chapter 291, Inilah Bakat dan Kemampuan Alexis Ness
Alhasil menurut Isagi, hal terpenting bagi seorang pembelajar berbakat adalah menyadari lebih cepat dari siapapun dan beradaptasi. Apabila dirancang lebih cepat dari siapapun, kerjasama serangan mereka bisa menjadi orisinalitas yang menembus dunia.
Duel Hiori vs Tabito, Momentum Pembuktian Alexis Ness?
Dengan itu, Hiori ancang-ancang mengirimkan umpan terakhir antara kepada Yoichi Isagi atau Michael Kaiser. Dia tidak peduli tujuan operannya tersebut karena terpenting adalah membuahkan gol kemenangan.
Namun Tabito Karasu kemudian mengadang jalan Hiori Yo. Karasu tidak percaya akan berhadapan dengan Hiori di tempat seperti itu. Tanpa berpikir panjang, Hiori melangkah maju untuk menghadapi “senpainya” tersebut.
Sementara di sisi lain Isagi dan Kaiser berlari menuju arah gawang PXG, meski Alexis Ness tampak bersembunyi di belakang mereka. Ness mungkin ingin membuktikan diri dalam pertandingan walau sebelumnya sempat diberi tahu oleh Kaiser bahwa perannya tidak lagi dibutuhkan di lapangan.