5 Bahaya Standar Tiktok Sampai Buat Cerai Banyak Pasangan

Bahaya Standar Tiktok
Bahaya Standar Tiktok Buat Cerai Pasangan
0 Komentar

Yang lebih ironis, banyak pasangan yang terlihat sempurna di TikTok sebenarnya juga memiliki masalah. Namun, karena mereka hanya menampilkan sisi indahnya, banyak orang tertipu dan percaya bahwa itulah standar normal dalam pernikahan.

5. Hyperreality dan Chamber Effect

Dalam teori hyperreality yang dijelaskan oleh Jean Baudrillard, terdapat konsep di mana orang lebih mempercayai realitas buatan dibandingkan realitas sebenarnya. Hal ini juga terjadi di TikTok.

TikTok menciptakan dunia di mana hubungan yang baik digambarkan sebagai hubungan yang selalu romantis, penuh kejutan, dan tanpa konflik. Pengguna disajikan dengan konten pasangan yang selalu mesra, suami yang penuh pengertian, serta istri yang selalu ceria.

Baca Juga:Ikuti Cara Pinjam Saldo Dana Tanpa KTP dan Fitur 'Minta' Mungkin Akan Berguna5 Rekomendasi Mobil Listrik Termurah di Indonesia Pada 2025 Pilihan Paling Compact

Karena terus-menerus melihat gambaran seperti ini, banyak orang mulai percaya bahwa hubungan yang sehat seharusnya seperti itu. Akibatnya, ketika mereka menghadapi masalah dalam hubungan, mereka mulai berpikir bahwa ada sesuatu yang salah, padahal konflik dalam hubungan adalah hal yang normal.

TikTok membuat ekspektasi terhadap hubungan menjadi tidak realistis. Orang menjadi lebih mudah kecewa dengan pasangannya karena apa yang mereka lihat di TikTok tampak jauh lebih ideal dibandingkan dengan realitas yang mereka alami.

Pernahkah Anda merasa bahwa setelah menonton satu video di TikTok, Anda tiba-tiba disajikan ratusan video lain dengan tema serupa? Hal ini terjadi karena TikTok bekerja dengan echo chamber effect, di mana algoritmanya hanya menampilkan konten yang sesuai dengan pola pikir pengguna.

Misalnya, jika seseorang sedang mengalami masalah rumah tangga dan menonton satu video tentang alasan mengapa mereka harus bercerai demi kebahagiaan, TikTok akan langsung menyajikan puluhan video lain dengan narasi yang sama. Akibatnya, pengguna tidak mendapatkan perspektif lain. Mereka hanya disajikan konten yang mendukung keputusan untuk bercerai tanpa adanya konten yang mendorong introspeksi atau upaya mencari solusi.

Hal ini sangat berbahaya karena membuat orang semakin yakin untuk bercerai, padahal mungkin masih ada cara lain untuk menyelamatkan hubungan mereka.

Salah satu dampak terbesar dari TikTok adalah kebiasaan instant gratification, di mana orang menjadi terbiasa menginginkan hasil instan dalam segala hal, termasuk dalam hubungan. Di TikTok, seseorang bisa mendapatkan hiburan instan, belanja instan, bahkan validasi instan melalui likes dan komentar. Kebiasaan ini membuat orang menjadi tidak sabaran dan menginginkan segala sesuatu dalam hidup mereka berjalan cepat serta sesuai ekspektasi.

0 Komentar