SUKABUMI EKSPRES – Di sini kami ingin membahas perbedaan antara orang kaya baru (OKB) dengan orang kaya lama (OKL). Di Indonesia, istilah OKB sering kali dikaitkan dengan konotasi negatif, sementara OKL justru cenderung mendapat penggambaran yang lebih positif, seolah-olah lebih dihormati dan dihargai. Kami ingin membahas beberapa mitos yang berkembang mengenai kedua kelompok ini.
Orang kaya baru sering kali dicap sebagai sosok yang sombong dan gemar pamer. Misalnya, mereka membeli jet pribadi, supercar, atau memiliki penthouse mewah. Sebaliknya, orang kaya lama dianggap sederhana dan rendah hati karena mereka sudah terbiasa dengan kekayaan sejak lahir.
Namun, ada faktor sosial dan psikologis yang memengaruhi persepsi ini, terutama dalam cara mereka memperlakukan kekayaan dan bagaimana mereka diajarkan untuk menyikapinya sejak kecil.
Baca Juga:Ikuti Cara Pinjam Saldo Dana Tanpa KTP dan Fitur 'Minta' Mungkin Akan Berguna5 Rekomendasi Mobil Listrik Termurah di Indonesia Pada 2025 Pilihan Paling Compact
Salah satu alasan mengapa orang kaya lama tampak lebih “humble” adalah karena sejak kecil mereka diajarkan untuk tidak terlalu menunjukkan kekayaan. Banyak dari mereka justru merasa canggung mengakui bahwa mereka bekerja di perusahaan keluarga atau melanjutkan usaha orang tua.
Kami mengenal beberapa orang yang berasal dari keluarga konglomerat, bahkan masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia. Menariknya, mereka kerap merasa malu jika ditanya mengenai pekerjaannya dan lebih memilih untuk merendah.
Fenomena ini juga terlihat dari stigma terhadap barang-barang tertentu. Dalam beberapa kalangan, ada barang yang dikategorikan sebagai “OKL” dan ada yang dianggap “OKB”.
Contohnya, mobil sport klasik seperti Porsche tua sering kali dikaitkan dengan orang kaya lama, sementara mobil supercar terbaru dianggap sebagai ciri khas orang kaya baru.
Padahal, jika dilihat dari perspektif berbeda, mobil klasik tersebut dulunya adalah mobil baru yang dibeli oleh generasi sebelumnya—generasi yang saat itu juga merupakan OKB.
Anak-anak dari orang kaya lama umumnya tidak memiliki keterampilan bisnis yang kuat, karena sejak kecil mereka sudah hidup dalam kenyamanan.
Ketika ditanya mengenai usaha keluarga, mereka sering kali kurang memahami detail bisnisnya karena semuanya sudah dikelola oleh para profesional. Sebaliknya, mereka lebih fokus pada hobi atau kegiatan mahal seperti berkuda, bermain polo, atau balapan.