5 Penyebab Banyak Pungli di Tempat Wisata Indonesia, Ini yang Harus Kamu Lakukan

Penyebab Banyak Pungli di Tempat Wisata
Penyebab Banyak Pungli di Tempat Wisata Indonesia
0 Komentar

Bukan hanya wisatawan, para pelaku pungli pun mengalami efek serupa. Pada awalnya, mereka mungkin masih merasa bersalah atau takut ketahuan. Namun, karena tindakan tersebut dilakukan secara berulang tanpa konsekuensi serius, lama-kelamaan mereka menganggapnya sebagai sesuatu yang sah-sah saja. Mereka bisa saja berpikir bahwa orang-orang di sekitar mereka juga melakukan hal yang sama, sehingga tidak ada salahnya jika mereka ikut melakukannya.

Dampak dari normalisasi ini sangat berbahaya. Ketika pungli sudah dianggap sebagai sesuatu yang wajar, orang-orang semakin sulit untuk menolaknya atau melaporkannya. Wisatawan mungkin merasa malas untuk berdebat dan akhirnya memilih membayar saja, sementara oknum yang melakukan pungli semakin percaya diri untuk terus menarik uang dari para pengunjung.

4. Mentalitas “mumpung ada kesempatan”

Ada satu pola pikir yang sering kita temui dalam banyak kasus pungli di tempat wisata, yaitu para pelaku pungli umumnya tidak memiliki rencana jangka panjang. Mereka tidak memikirkan dampak besar dari tindakan mereka, yang terpenting adalah mendapatkan uang pada hari itu.

Baca Juga:3 Pola Pikir Keliru untuk Menutupi Kesalahan, Malah Akan Menghambat KemajuanIntip Spesifikasi Lenovo Legion Go S Sebagai PC Gaming Genggam Terhype Buat Para Gamers

Pola pikir ini dikenal sebagai opportunistic behavior, yaitu mentalitas di mana seseorang mengambil keuntungan dari situasi yang memungkinkan tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjangnya.

Misalnya, ketika seorang wisatawan datang ke tempat ziarah, ada beberapa oknum yang menghentikannya di pintu masuk dan meminta pembayaran sebelum masuk. Sebagian wisatawan mungkin tidak memahami tujuan dari pembayaran tersebut dan akhirnya memilih untuk membayar saja.

Namun, mereka yang sadar akan langsung mempertanyakan kejelasannya. Jika ada yang menolak membayar, oknum tersebut bisa saja berdebat, mengintimidasi, atau bahkan menimbulkan kerugian lain.

Para pelaku pungli ini tahu bahwa dalam kondisi tertentu, wisatawan lebih memilih menghindari konflik daripada terlibat dalam perselisihan. Oleh karena itu, mereka memanfaatkan ketidaktahuan atau ketakutan wisatawan untuk mendapatkan uang. Jika cara ini berhasil sekali, maka kemungkinan besar akan terus dilakukan berulang kali.

Dari sudut pandang psikologi, mentalitas seperti ini sering muncul dalam lingkungan yang tidak memiliki aturan ketat. Ketika seseorang menyadari bahwa ia bisa mendapatkan keuntungan tanpa risiko besar, ia cenderung akan mengulanginya. Hal ini yang membuat pungli sulit diberantas, karena setiap individu baru dalam sistem ini akan belajar dari mereka yang lebih senior bahwa praktik ini efektif.

0 Komentar