Jika suatu tempat wisata sudah terkenal dengan praktik pungli, maka tempat-tempat lain yang memiliki karakteristik serupa juga berpotensi mengikuti pola yang sama. Efek domino ini sulit dihentikan jika tidak ada tindakan tegas dari pihak berwenang. Selama masih ada orang yang mau membayar, akan selalu ada pihak yang berusaha menarik pungli.
Jika kita telaah lebih dalam, praktik pungli di tempat wisata bukan hanya sekadar masalah uang, tetapi juga berkaitan dengan mentalitas, sistem, dan budaya. Kesenjangan ekonomi mendorong sebagian orang mencari cara instan untuk mendapatkan uang, sementara sistem yang lemah membuat oknum merasa bebas melakukan pungutan liar. Yang lebih mengkhawatirkan, ada pola pikir dan mentalitas yang merugikan yang telah tertanam sejak lama.
Jika kondisi ini terus dibiarkan, dampaknya tidak hanya sebatas kerugian finansial. Wisatawan bisa merasa enggan untuk kembali, perekonomian lokal terhambat, dan citra pariwisata Indonesia menjadi buruk di mata dunia. Oleh karena itu, solusinya adalah dengan menerapkan regulasi yang lebih tegas, hukuman yang benar-benar efektif, serta meningkatkan kesadaran wisatawan agar berani menolak pungli.