SUKABUMI EKSPRES – NASA meningkatkan kemungkinan asteroid 2024 YR4 menabrak Bumi pada 22 Desember 2032 menjadi 3,1 persen atau sekitar 1 banding 32. Saat ini, badan antariksa tersebut terus memantau asteroid 2024 YR4 yang disebut-sebut berpotensi bertabrakan dengan Bumi pada tahun tersebut.
Asteroid ini diperkirakan memiliki lebar antara 40 hingga 90 meter, seukuran gedung perkantoran besar, dan jika benar-benar menabrak Bumi, dampaknya bisa sangat signifikan. Peningkatan peluang tabrakan ini terjadi untuk keempat kalinya.
Sebelumnya, pada 7 Februari, NASA menaikkan kemungkinan tumbukan dari 1,2 persen menjadi 2,3 persen, kemudian meningkat menjadi 2,6 persen, dan kini mencapai 3,1 persen. Informasi terbaru mengenai peluang tabrakan ini diperbarui melalui data di situs Center for Near Earth Object Studies milik NASA.
Baca Juga:Kupas Tuntas Huawei MatePad Pro 13.2 PaperMatte Edition Tablet Terbaik Buat Content CreatorLirik Lagu Sukatani 'Bayar Bayar Bayar' English Translated Contains Criticism of the Indonesian Police
Diameter asteroid YR4 diperkirakan sekitar 55 meter (180 kaki), meskipun angka ini masih mengalami sedikit perubahan. Ukurannya hampir setara dengan tinggi Menara Miring Pisa.
Jika terjadi tabrakan, asteroid ini dapat melepaskan energi sekitar 8 megaton—lebih dari 500 kali lipat kekuatan bom atom yang menghancurkan Hiroshima. Dengan dimensi tersebut, YR4 cukup besar untuk menghancurkan sebuah kota besar, tetapi tidak cukup besar untuk menyebabkan kepunahan umat manusia.
Ada kemungkinan kecil bahwa asteroid 2024 YR4 akan menabrak Bulan daripada Bumi. Namun, diperkirakan asteroid ini akan melintas dengan aman melewati keduanya saat mendekati Bumi pada tahun 2032.
Teleskop Asteroid Terrestrial-impact Last Alert System (ATLAS) di Cile pertama kali mendeteksi keberadaan YR4 pada 27 Desember 2024, sebagaimana dilaporkan oleh NASA Center for Near Earth Object Studies.
Pada Januari, para ilmuwan menetapkan bahwa asteroid ini memiliki peluang lebih dari 1% untuk bertabrakan dengan Bumi, sehingga diperlukan pemantauan lebih lanjut.
Dengan kemungkinan tabrakan di atas 1%, YR4 mencapai level 3 dalam Skala Bahaya Dampak Torino, yang digunakan ilmuwan untuk mengukur risiko benda luar angkasa.
Level ini diberikan kepada asteroid atau komet yang berpotensi menyebabkan kehancuran lokal, tetapi biasanya akan diturunkan ke level 0 setelah lintasan mereka dipastikan tidak mengarah ke Bumi.
Baca Juga:3 Penyebab Utama SDM di Indonesia Rendah Bikin Negara Carut-MarutReview Lengkap iPhone 16e yang Harus Kamu Pahami Seblum Membelinya
Untuk menilai lebih lanjut risikonya, tim ilmuwan internasional telah diberikan izin darurat untuk menggunakan Teleskop Luar Angkasa James Webb, teleskop tercanggih yang dimiliki manusia saat ini.