12 Masalah Utama India Selain Lingkungan Kotor, Lebih Jorok dari Indonesia?

Masalah Utama India Selain Lingkungan Kotor
Masalah India Selain Lingkungan Kotor - Ilustrasi: Unsplash/Annie Spratt
0 Komentar

Namun, ternyata Indonesia tidak sepenuhnya lebih unggul dari India. Kika berbicara tentang kecerdasan, orang India memiliki keunggulan di banyak bidang. Tidak perlu diperdebatkan lagi, mereka unggul dalam bidang farmasi, teknologi, dan kosmetik.

Banyak perusahaan besar dunia dipimpin oleh orang India, seperti CEO Microsoft dan Google yang berasal dari India. Dalam dunia kosmetik, produk asal India, seperti Himalaya, sudah dikenal luas sejak lama. Mereka telah memahami pembuatan produk perawatan kulit bahkan sebelum negara-negara Barat mulai mengembangkannya.

Di sektor teknologi, banyak perusahaan Indonesia merekrut tenaga kerja asal India, terutama di kawasan Jakarta Selatan, karena mereka dikenal cerdas. Selain itu, gaji mereka lebih rendah dibandingkan tenaga kerja dari negara Barat, sehingga perusahaan lebih memilih merekrut mereka.

Baca Juga:Waspada Penipuan Game Penghasil Uang, Kenali 5 Ciri-Cirinya yang MencurigakanNASA Jelaskan Asteroid 2024 YR4 Berisiko Hantam Bumi, Kekuatan Bisa Lebih dari Bom Atom Hiroshima

Namun, meskipun India memiliki banyak orang cerdas, jumlah mereka tetap minoritas dibandingkan dengan populasi keseluruhan. Hal ini wajar terjadi di seluruh dunia. Perbedaannya, di China, pemerintah secara bertahap meningkatkan kualitas pendidikan sehingga angka ketertinggalan intelektual semakin berkurang. Sementara itu, di India, banyak orang yang sulit berkembang karena sistem pendidikan dan kebijakan pemerintah yang tidak memadai.

3. Buruknya Sanitasi

Masalah paling serius di India adalah sanitasi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, masih banyak masyarakat yang buang air besar di ruang terbuka. Hal ini disebabkan oleh buruknya sistem sanitasi serta kurangnya edukasi.

Yang membingungkan adalah prioritas pemerintah India. Di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, India lebih sibuk mengembangkan program luar angkasa dan meluncurkan roket ke bulan daripada memperbaiki infrastruktur sanitasi.

Padahal, secara logika, lebih masuk akal untuk terlebih dahulu menyelesaikan masalah dasar, seperti kebersihan dan sanitasi, sebelum mengalokasikan anggaran untuk eksplorasi luar angkasa.

Narendra Modi adalah contoh klasik pemimpin populis di negara berkembang. Ia dikenal sebagai “raja bantuan sosial” karena kebijakannya yang banyak berfokus pada pemberian bantuan kepada masyarakat, yang membuatnya populer di kalangan rakyat. Situasi ini cukup mirip dengan kondisi di beberapa negara lain yang juga mengandalkan kebijakan serupa untuk mempertahankan dukungan politik.

0 Komentar